Animated flag images by 3DFlags.comSEMOGA SEMUA YANG SAYA UPLOAD DI BLOG INI BERGUNA BAGI TEMAN-TEMAN, BLOG INI SEBAGIAN BESAR BERISI TENTANG BAHAN-BAHAN KULIAH SAYA YANG JUGA SAYA GUNAKAN SEBAGAI ARSIP SENDIRI, JADI BANYAK YANG BUKAN TULISAN SAYA SENDIRI... MOHON DIMAKLUMI Animated flag images by 3DFlags.com

Sabtu, 08 Oktober 2011

MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK


Pendahuluan
Mahasiswa Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) S1 PGSD diharapkan memiliki kemampuan merancang kegiatan yang dapat mengembangkan bakat dan kreativitas peserta didik usia SD/MI. Kemampuan ini diwujudkan dalam kegiatan belajar pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. 
Kemampuan merancang kegiatan yang mendukung pengembangan bakat dan kreativitas akan efektif apabila pendidik memiliki pemahaman mengenai karakteristik perkembangan anak usia SD/MI (antara lain menyangkut aspek kognitif, emosi, psikomotorik, dan bahasa), yang telah dibahas pada unit 1, unit 2, dan unit 3. Pengumpulan informasi untuk memahami karakteristik perkembangan peserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes yang dibahas pada unit 4. Pada bagian akhir mata kuliah ini yaitu dalam unit 6, mahasiswa akan mendapatkan informasi tentang permasalahan belajar peserta didik usia SD/MI.  
Unit 5 ini terdiri dari empat subunit, yang diawali dengan uraian tentang pengertian bakat dan kreativitas, serta kemampuan-kemampuan yang berkembang dalam diri setiap individu. Selanjutnya pada subunit 2 dibahas tentang hal-hal penting yang harus dilakukan dalam melakukan identifikasi bakat dan kreativitas. Pada subunit 3, kita akan mempelajari lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat dan kreativitas peserta didik. Pada subunit terakhir akan diuraikan kurikulum dan model pembelajaran yang mendukung siswa dalam mengembangkan bakat dan kreativitas. Selain itu akan dibahas juga kendala-kendala yang dapat menghambat perkembangan kreativitas peserta didik. Pemahaman tentang berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat dan kreativitas berguna bagi guru dalam merancang kegiatan belajar mengajar yang menitikberatkan pada pengembangan bakat dan kreativitas peserta didik usia SD/MI. 

Unit 5
Didasari oleh kenyataan bahwa setiap peserta didik usia SD/MI memiliki kelemahan-kelemahan di dalam bidang tertentu dan sebaliknya mampu di bidang yang lain, maka dalam merancang aktivitas, pendidik hendaknya mempertimbangkan kemampuan-kemampuan dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki peserta didik baik secara individual maupun secara kelompok. 
Kegiatan pembelajaran baik bersifat intra maupun ekstra kurikuler yang dirancang untuk mengembangkan bakat dan kreativitas merupakan sarana bagi peserta didik usia SD/MI untuk mengembangkan diri tidak hanya dalam aspek kognitif namun juga aspek afektif dan psikomotorik. 
Unit ini diawali dengan uraian materi. Setelah Anda pahami dengan baik, Anda akan diminta untuk mengerjakan beberapa latihan dan tes formatif untuk mengukur pemahaman Anda mengenai materi yang dipelajari. 

Subunit 1

Bakat Dan Kreativitas

 ubunit ini akan membahas sejumlah konsep yang berkaitan dengan bakat dan kreativitas. Pada bagian awal subunit ini akan dibahas terlebih dahulu definisi bakat, baik bakat umum maupun bakat khusus, dilanjutkan dengan uraian tentang jenis-jenis bakat khusus yang berkembang dalam diri peserta didik, serta pembahasan tentang hubungan antara bakat dan prestasi. Setelah pembahasan tentang bakat, ada beberapa soal latihan sebelum Anda mendalami topik berikutnya yaitu tentang bakat kreatif, salah satu jenis bakat khusus. Disampaikan pula pengertian kreativitas, yang dilanjutkan dengan hubungan antara kreativitas dan intelegensi serta soal latihan untuk memperdalam pemahaman Anda. 
Pelajarilah baik-baik materi yang diuraikan pada subunit ini karena pada bagian akhir pembahasan, Anda diminta mengerjakan tes formatif 1  untuk mengukur pemahaman Anda tentang materi subunit 1 ini.

Pengertian bakat
 Peserta didik adalah anak-anak yang memiliki ciri-ciri istimewa, misalnya bakat yang diturunkan dari orang tua dan atau nenek moyangnya. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk dalam bidang dan kadar dari bakat yang dimilikinya.  
Beberapa definisi bakat dikemukakan oleh sejumlah ahli psikologi dan pendidikan. Branca (Fudyartanta, 2004) misalnya, seorang ahli yang membahas tentang bakat dan kreativitas, mengungkapkan bahwa ”An aptitude is an ability that is regarded as an indication of how well individual can learn with training and practice, some particular skill or knowledge”. Freeman (Fudyartanta, 2004) memberikan definisi yang senada yaitu “An aptitude is a combination characteristics indicative an individual’s capacity to acquire (with training) some specific knowledge, skill or set of organized responses, such as the ability to speak a language, to become a musician, to do mechanical work.”  
Di tempat lain, Renzulli (Munandar, 1999) mengungkapkan bahwa yang menentukan keberbakatan seorang individu tidak hanya karena kemampuan umumnya berada  di atas rata-rata, melainkan juga kreativitas dan pengikatan diri terhadap tugas (task commitment). Munandar (Ali & Asrori, 2005) menegaskan bahwa bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan dan dilatih lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih potensial atau laten, bakat merupakan potensi yang masih memerlukan pengembangan dan latihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud. 
Semiawan (Ali & Asrori, 2005) menyimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat umum, misalnya bakat intelektual umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat khusus, misalnya bakat akademik, bakat kinestetik, bakat seni, atau bakat sosial. 
Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi, untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Jika seseorang yang memiliki potensi bakat musik tetapi tidak memperoleh kesempatan mengembangkannya, maka bakat tersebut tidak akan berkembang dan terwujud dengan baik (menghasilkan prestasi). Sebaliknya anak yang pada dasarnya memiliki bakat musik dan orang tuanya mendukung, ia akan mengusahakan agar anaknya memperoleh pengalaman untuk mengembangkan bakatnya dan dengan motivasi yang tinggi dapat berlatih sehingga bakatnya berkembang maksimal dan memperoleh prestasi.
 Berkaitan dengan hal tersebut, U.S. Office of Education menekankan bahwa anak berbakat memerlukan pelayanan dan program pendidikan khusus sesuai dengan potensi, minat, dan kemampuan agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terha-dap masyarakat dan untuk pengembangan diri sendiri. Jadi, bakat adalah seberapa baik seseorang memiliki kemampuan pada bidang pengetahuan atau ketrampilan khusus dengan berlatih. Bakat dapat dikembangkan secara maksimal melalui latihan dengan motivasi yang tinggi. Selain itu, bakat ditentukan oleh seberapa baik kemampuan umum, kreativitas, dan komitmen siswa dalam menyelesaikan tugas. Bakat yang berkembang secara maksimal akan memberikan sumbangan yang berarti, baik untuk masyarakat maupun untuk pengembangan diri siswa yang bersangkutan.

Jenis-jenis Bakat Khusus
 Berkaitan dengan adanya perbedaan individual, setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Semiawan dan Munandar (Ali & Asrori, 2005) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud, menjadi lima bidang, yaitu: (1) bakat akademik khusus, (2) bakat kreatif produktif, (3) bakat seni, (4) bakat kinestetik/psikomotorik, serta bakat sosial 
 Termasuk ke dalam bakat akademik khusus, misalnya bakat untuk memahami konsep yang berkaitan dengan angka-angka (numeric), logika bahasa (verbal), dan sejenisnya. Bakat khusus dalam bidang kreatif-produktif artinya bakat dalam hal menciptakan sesuatu yang baru, misalnya menghasilkan program komputer terbaru, arsitektur terbaru, dan sejenisnya. Bakat khusus kreatif produktif akan dibahas lebih mendalam pada subunit 3. Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik yang digemari banyak orang, menciptakan lagu dalam waktu yang singkat, dan mampu melukis dengan indah dalam waktu yang relatif singkat. Bakat khusus kinestetik/psikomotorik, antara lain sepak bola dan bulu tangkis. Adapun bakat khusus di bidang sosial antara lain mahir melakukan negosiasi, menawarkan suatu produk, berkomunikasi dalam organisasi, dan mahir dalam kepemimpinan.

Hubungan antara Bakat dan Prestasi
Menurut Munandar (Ali & Asrori, 2005) perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi karena bakat sangat menentukan prestasi seseorang. Sekalipun demikian orang yang berbakat belum tentu berprestasi. Hal ini karenat bakat bersifat potensial yang membutuhkan latihan dan pengembangan secara maksimal. Bakat khusus yang dikembangkan sejak dini akan dapat terealisasi dalam bentuk prestasi unggul. Berdasarkan penelitian terakhir, ditemukan bahwa sekitar 20% siswa SD dan SMP menjadi anak yang underachiever, artinya prestasi belajar yang mereka peroleh berada di bawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki.

Pengertian kreativitas
 Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing. Perbedaan sudut pandang ini menghasilkan berbagai definisi kreativitas dengan penekanan yang berbeda-beda. Barron (Ali & Asrori, 2005) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, meskipun tidak mesti baru sama sekali. Hurlock (1978) menegaskan bahwa kreativitas meupakan gabungan dari gagasan atau produk lama ke dalam bentuk baru. Dengan demikian, yang lama menjadi dasar untuk menghasilkan yang baru.
 Guilford (Ali & Asrori, 2005) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif. Salah satunya adalah kemampuan berpikir divergen. Kemampuan berpikir divergen merupakan kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan. Guilford menekankan bahwa orang-orang kreatif lebih banyak memiliki cara berpikir divergen daripada konvergen (cara berpikir individu yang menganggap hanya ada satu alternatif  jawaban dari suatu permasalahan). 
 Munandar (Ali & Asrori, 2005) mengungkapkan bahwa: ”Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.” Utami Munandar membahas lebih mendalam bahwa kreativitas merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dapat mendukung berkembangnya kreativitas dan dapat menghambat perkembangannya.
 Rogers (Ali & Asrori, 2005) memandang kreativitas sebagai suatu proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam suatu tindakan. Hasil-hasil baru itu berasal dari sifat-sifat unik individu yang berinteraksi dengan individu lain. Kreativitas dapat muncul dalam situasi kebersamaan dan relasi yang bermakna.
 Berdasarkan berbagai definisi kreativitas itu, Rhodes (Munandar, 1999) mengelompokkan berbagai definisi tersebut ke dalam empat kategori, yaitu person (pribadi), press (pendorong), process (proses), dan product (produk).
 Berdasarkan penjelasan Sternberg, sejumlah definisi kreatif yang tergolong ke dalam kategori pribadi menyimpulkan bahwa pribadi dari individu yang kreatif merupakan titik pertemuan antara intelegensi (antara lain kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, dan keterampilan pengambilan keputusan); gaya kognitif (antara lain menciptakan aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak terlalu terstruktur, dan senang merancang); dan kepribadian/motivasi (antara lain kelenturan, dorongan untuk berprestasi, keuletan dalam menghadapi rintangan, dan keberanian mengambil resiko yang moderat) (Munandar, 1999). 
 Kategori proses, Torrance (Sternberg dalam Munandar, 1999) mengungkapkan bahwa proses kreatif pada dasarnya serupa dengan langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu kesadaran adanya kesulitan/masalah, membuat dugaan dan hipotesa, menguji dugaan/hipotesis, mengevaluasi dan menguji ulang hipotesis, serta menyimpulkan hasil temuan. 
 Kategori pendorong tidak hanya berasal dari diri sendiri (internal) tetapi juga dari lingkungan (eksternal). Simpson menjelaskan bahwa dorongan internal yaitu kekuatan untuk menyelesaikan masalah dengan tahapan yang tidak sesuai dengan ketentuan (Munandar 1999). Mengenai dorongan dari lingkungan, kreativitas tidak berkembang pada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi, lingkungan yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi, dan kurang terbuka terhadap perubahan (Munandar 1999). 
 Kategori produk kreatif menekankan defnisinya pada orisinalitas, kebaruan, dan kebermaknaan. Produk yang dihasilkan merupakan kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya, sebagai contoh misalnya kursi roda merupakan perpaduan antara kursi dan roda. Produk kreatif memiliki karakteristik yaitu produk tersebut harus nyata, baru, dan merupakan hasil unik individu dalam interaksinya dengan lingkungannya (Rogers dalam Munandar, 1999).
 Keempat kategori P ini saling berkaitan. Pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dengan dukungan/dorongan dari lingkungan menghasilkan suatu produk keratif. Dengan demikian, penting mengembangkan bakat kreatif seorang anak sejak dini yang dimulai dengan dorongan dari lingkungan, terutama lingkungan keluarga. 
 
Hubungan antara Kreativitas dan Intelegensi 
 Apakah orang yang kreatif selalu memiliki intelegensi yang tinggi, atau apakah seseorang yang intelegensinya tinggi juga kreatif? Berdasarkan teori ”ambang intelegensi untuk kreativitas”, sampai tingkat intelegensi tertentu yang diperkirakan seputar IQ 120, ada hubungan yang erat antara intelegensi dan kreativitas. Produk kreativitas yang tinggi memerlukan tingkat intelegensi yang tinggi pula. Teori ini menemukan pula bahwa di atas ambang tersebut (IQ > 120) tidak ada korelasi yang tinggi lagi antara intelegensi dan kreativitas (Anderson, dalam Munandar, 1999). 
 Hurlock (1978) mengemukakan bahwa tidak semua orang dengan kecerdasan yang tinggi merupakan pencipta. Misalnya, banyak anak yang mencapai keberhasilan akademis, tetapi hanya sedikit yang menunjukkan cara berpikir kreatif. Korelasi yang tinggi antara kecerdasan dan kreativitas sebagian besar bergantung pada faktor di luar kreativitas dan kecerdasan. Faktor dalam lingkungan atau dalam diri seseorang sering mengganggu perkembangan kreativitas. Misalnya, cara mendidik anak yang terlalu otoriter di rumah atau di sekolah selama kanak-kanak akan membekukan kreativitas mereka, tetapi tidak mempengaruhi kecerdasan. Kondisi demikian menggambarkan hubungan yang rendah antara kreativitas dan kecerdasan. Di satu sisi, terdapat hubungan positif antara kecerdasan dan kreativitas. Kreativitas yang mengarah ke penciptaan sesuatu yang baru bergantung pada kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan yang sudah umum diterima. Pengetahuan tersebut kemudian diolah ke dalam bentuk baru dan orisinal. Kreativitas tidak dapat berfungsi di dalam kekosongan, kreativitas menggunakan pengetahuan yang diterima sebelumnya dan bergantung pada kemampuan intelektual seseorang (Hurlock, 1978).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sekalipun ada hubungan positif antara kreativitas & kecerdasan, namun indeks hubungannya rendah. Orang yang cerdas belum tentu kreatif. Lingkungan merupakan faktor penting dalam menentukan pengembangan bakat kreatif berdasarkan kecerdasan yang dimiliki anak. 

Latihan Bakat
Setelah kita membahas secara mendalam tentang konsep bakat, cobalah Anda Amatilah beberapa orang siswa SD/MI di dalam kelas yang Anda asuh. Cermati,  bakat apa yang mereka miliki. Jelaskan pula hal-hal apa yang membuat Anda meyakini mereka memiliki suatu bakat khusus. 

Rambu Pengerjaan Latihan 
Misalnya, Anda menyimpulkan siswa Anda memiliki bakat seni, karena:
-
 Mendapatkan nilai yang memuaskan pada pelajaran yang berkaitan dengan seni vokal.
-
 Sering mewakili sekolah dalam festival-festival tarik suara atau acara pentas seni. 
dan lain-lain.


Latihan Kreatif
Pilihlah satu siswa yang Anda nilai memiliki bakat kreatif. Setelah itu. Anda diminta untuk menjabarkan 4P dari siswa tersebut.
-
 Jelaskan bagaimana Pribadi kreatif siswa Anda
-
 Jelaskan perilaku siswa Anda yang menunjukkan bahwa ia melakukan Proses kreatif.
-
 Jelaskan faktor-faktor apa saja yang menjadi Pendorong siswa Anda untuk berkreasi

-      Jelaskan Produk kreatif apa yang dihasilkan oleh siswa Anda  

Rambu Pengerjaan Latihan 
Misalnya, Anda mengamati seorang siswa Anda memiliki bakat kreatif, kemudian Anda diminta untuk menjabarkan:
-
 Ciri-ciri pribadi kreatif yang dimiliki siswa Anda, misalnya ketekunan, tidak mudah putus asa dalam mencari alternatif pemecahan masalah, dan lain-lain.
-
 Proses pemecahan masalah yang dilakukan siswa Anda
-
 Dukungan dari dalam maupun dari luar dirinya yang mendorongnya melakukan proses kreatif, misalnya adanya kesempatan dari orang tua, guru untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
-
 Deskripsikan bentuk produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa Anda, misalnya cara baru dalam menyelesaikan soal Matematika yang belum pernah dilakukan oleh siswa lain, beberapa bentuk keterampilan tangan, dan lain-lain.


  
Rangkuman

           Bakat adalah potensi yang masih perlu dikembangkan secara maksimal melalui latihan dengan motivasi yang tinggi agar menghasilkan suatu prestasi.
            Lima bidang bakat khusus yaitu: bakat akademik khusus, bakat kreatif produktif, bakat seni, bakat kinestetik/ psikomotorik, dan bakat sosial. 
            Rhodes  mengelompokkan berbagai definisi kreativitas ke dalam empat kategori P, yaitu person (pribadi), press (pendorong), process (proses), dan product (produk).
             Keempat kategori P ini saling berkaitan, pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan/dorongan dari lingkungan menghasilkan suatu produk keratif. 
             Sekalipun ada hubungan positif antara kreativitas & kecerdasan, namun indeks hubungan kreativitas & kecerdasan rendah. Orang yang cerdas belum tentu kreatif. 
              Lingkungan merupakan faktor yang penting dalam menentukan pengembangan bakat kreatif berdasarkan kecerdasan yang dimiliki anak.  



Tes Formatif 1
 Kerjakanlah tes formatif berikut dengan cara menjawab pertanyaan berikut dengan tepat! .
1.
 Bagaimana peran Anda sebagai seorang pendidik dalam mewujudkan bakat siswa menjadi suatu prestasi?
2.
 Jelaskan perbedaan antara bakat umum dan bakat khusu!
3.
 Jelaskan definisi Rhodes tentang kreativitas!
4.
 Bagaimana hubungan antara kreativitas dan kecerdasan?
5.
 Uraikan cara-cara memupuk pribadi kreatif anak usia SD/MI!.


Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada bagian akhir unit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan cara memberi skor masing-masing soal dengan  rentangan 0-10. Kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda 
Rumus:  
    Jumlah skor kelima jawaban
Tingkat penguasaan:  ------------------------------------------- x       100 %
          50
Apabila jawaban yang benar mencapai tingkat 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran pada unit berikutnya. Tetapi, jika masih di bawah 80%, Anda sebaiknya mempelajarinya kembali, terutama bagian yang belum dikuasai.

Subunit 2

Identifikasi, Pengukuran Bakat Dan Kreativitas

  ada subunit 1, Anda telah mendalami konsep-konsep yang berkaitan dengan bakat dan kreativitas. Pada subunit 2 Anda akan mengkaji alasan mengidentifikasi bakat kreatif dan cara mengidentifikasi bidang-bidang bakat. Beberapa soal latihan tersedia untuk melatih Anda merencanakan kegiatan dalam mengidentifikasi bakat seni vokal siswa SD/MI. Subunit ini diakhiri dengan rangkuman. Anda diminta untuk mempelajari secara mendalam materi subunit 2 ini karena setelah rangkuman, Anda akan diminta untuk mengerjakan tes formatif 2 yang dilengkapi juga dengan umpan balik. 

Alasan mengidentifikasi Bakat Kreatif
 Mengidentitikasi bakat kreatif siswa-siswa merupakan sesuatu yang penting bagi seorang guru SD/MI karena alasan berikut.
1.
 Kreativitas sangat bermakna dalam kehidupan. Kreativitas tidak hanya bermanfaat bagi siswa itu sendiri, tetapi juga dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat luas.
2.
 Melalui pengukuran dan identifikasi bakat kreatif, akan ditemukan pula siswa-siswa yang kemampuan kreatifnya sangat rendah. Bagi siswa-siswa yang demikian, seorang guru harus melakukan remediasi kemampuan kreatif. Kemampuan kreatif (menciptakan imajinasi-imajinasi) sangat diperlukan dalam pemecahan masalah dan sangat bermanfaat bagi pengembangan diri siswa yang bersangkutan sampai ia dewasa.
3.
 Dengan memahami bakat kreatif siswa yang terpendam, guru dapat terbantu untuk merancang kegiatan yang menantang dan menarik bagi siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran.


Mengidentifikasi lima bidang bakat khusus
 Berdasarkan definisi dari U.S. Office of Education, bidang-bidang keberbakatan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.
 Bakat akademik khusus

 Dalam mengidentifikasi bakat akademik khusus, seorang guru dapat menggunakan tes prestasi akademis. Tes prestasi akademis bertujuan mengukur pembelajaran, pengetahuan tentang fakta dan prinsip, dan kemampuan untuk menerapkannya dalam situasi sehari-hari (Munandar, 1999). Tes prestasi akademik dimaksudkan untuk mengukur prestasi belajar sehubungan dengan kinerja pada mata ajaran di sekolah. dengan demikian tes dapat dibuat oleh guru sendiri. Jika ingin mengidentifikasi kemampuan belajar yang diharapkan untuk semua siswa pada tingkatan tertentu secara nasional, maka  digunakan tes prestasi belajar baku.  

2.
 Bakat kreatif 

 Alat untuk mengidentifikasi bakat kreatif yang berlaku di Indonesia di antara-nya kreativitas verbal. Tes ini terdiri dari enam subtes yang mengukur dimensi berpikir divergen. Setiap subtes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir kreatif. Keenam subtes dari Tes Kreativitas Verbal adalah Permulaan Kata, Menyusun Kata, Membentuk Kalimat Tiga Kata, Sifat-sifat yang Sama, Macam-macam Penggunaan, dan Apa Akibatnya (Munandar, 1999).
 Pada subtes Permulaan Kata, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin kata yang dimulai dari suku kata tertentu, contoh: Sa. Siswa diminta untuk membuat kata sebanyak mungkin dari awalan Sa. Subtes Menyusun Kata adalah subtes yang menghendaki siswa menyusun sebanyak mungkin kata dengan menggunakan huruf-huruf dari satu kata yang diberikan. Subtes ini selain mengukur kelancaran kata juga menuntut kemampuan dalam reorganisasi persepsi. Contoh: Proklamasi. Respon yang diharapkan adalah siswa diminta menyusun kata lain dengan huruf-huruf proklamasi (misalnya: aklamasi, pak, kolam, dan lain-lain).
 Pada subtes Membentuk Kalimat Tiga Kata, siswa diminta untuk menyusun kalimat yang terdiri dari tiga kata. Huruf pertama untuk setiap kata diberikan, akan tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf tersebut boleh berbeda-beda. Contoh:   A – l – g. Siswa memberi respon Ali lihat gorila, gorila akan lari, dan sebagainya. Pada subtes Sifat-sifat yang Sama, siswa harus menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Subtes ini mengukur kelancaran dalam memberikan gagasan yang sesuai dengan persyaratan tertentu. Contoh: merah dan cair, siswa memberikan respon darah, sirop marjan, cat air warna merah, gula merah cair, cat dinding merah, dan lain-lain.
 Subtes Macam-macam Penggunaan mengharuskan siswa memikirkan sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim (tidak biasa) dari benda sehari-hari. Subtes ini mengukur kelenturan dan orisinalitas dalam berpikir. Contoh: pensil. Respon siswa misalnya pensil untuk tusuk konde, untuk bercocok tanam, untuk mencetak lingkaran donat, dan lain-lain.
 Subtes terakhir yaitu Apa Akibatnya, mengharuskan siswa memikirkan segala sesuatu yang mungkin  terjadi dari suatu kejadian. Subtes ini mengukur kelancaran dalam memberikan dan mengembangkan suatu gagasan dengan mempertimbangkan implikasinya. Contoh: Apa akibatnya jika manusia dapat terbang seperti burung? Respon siswa, misalny,: tidak ada kemacetan lalu lintas, jumlah kendaraan berkurang, dan polusi asap kendaraan berkurang. Tes kreativitas verbal ini telah distandarisasi oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Bagian Psikologi Pendidikan, yang menghasilkan nilai baku untuk umur 10-18 tahun, dan dapat diketahui creativity quotient (CQ) berdasarkan konversi dari nilai baku tersebut (Utami Munandar, dkk, dalam Munandar, 1999).
 Bentuk tes kreativitas lainnya adalah Tes Kreativitas Figural yang merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance. Tahun 1988 dilakukan penelitian standarisasi tes ini untuk umur 10-18 tahun oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Bagian Psikologi Pendidikan (Utami Munandar, dkk dalam Munandar, 1999).

3.
 Bakat seni

 Mengenali bakat seni bergantung pada metode observasi yang dinilai oleh ahli dalam bidang seni. Diharapkan ahli-ahli tersebut tidak hanya menilai kemampuan reproduktif di bidang seni, tetapi juga kemampuan inovatif, melalui kecenderungan untuk dapat melepaskan diri dari bentuk seni yang konvensional tradisional (Munandar, 1999).

4.
 Bakat psikomotor

 Kemampuan psikomotor tidak hanya diperlukan dalam berolah raga namun juga berbagai kegiatan lain seperti memainkan alat musik dan drama, menari, dan sebagainya. Derajat ketrampilan motorik yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan tersebut berbeda-beda.
 Dalam melakukan identifikasi kemampuan psikomotorik, diperlukan pemahaman mengenai kemampuan-kemampuan yang terkait dengan kemampuan psikomotorik yang akan diukur. Kemampuan-kemampuan yang terkait dengan kemampuan psikomotorik adalah kemampuan intelektual (seberapa baik pengetahuannya tentang gerakan-gerakan yang dilakukannya),  kemampuan khusus yang berkaitan dengan bakat (seberapa berbakat ia pada bidang kegiatan yang dilakukannya), tingkat perkembangan keseluruhan badan (apakah badannya berkembang dengan normal), misalnya kecepatan, kelenturan, koordinasi, dan lain-lain.


5.
 Bakat  sosial

 Bakat sosial didefinisikan oleh Marlan (Munandar, 1999) sebagai bakat kepemimpinan yang tidak hanya mencakup kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian. Berdasarkan tinjauan teori dan hasil riset ditemukan bahwa faktor yang paling erat kaitannya dengan kepemimpinan (Stogdill, dikutip Katena, dalam Munandar, 1999) adalah: kapasitas, prestasi, tanggung jawab, peran serta, status, dan situasi
 Keenam faktor yang berkaitan dengan bakat sosial, khususnya kepemimpinan, dapat menjadi acuan bagi guru dalam mengembangkan prosedur identifikasi yang dapat digunakan di sekolah. Ditambahkan oleh Semiawan dan Munandar (Ali & Asrori, 2005) bahwa kemampuan kepemimpinan berkaitan dengan bakat sosial yang menandakan kemampuan dalam melakukan negosiasi, menawarkan suatu produk, dan kemampuan berkomunikasi dalam organisasi.

Latihan
Buatlah rencana aktivitas yang Anda lakukan untuk mengidentifikasi bakat psikomotorik peserta didik.

Rambu Pengerjaan Latihan
  Misalnya, Anda sebagai guru ingin mengetahui siswa-siswa Anda yang memiliki bakat psikomotorik. Anda merancang suatu kegiatan berupa perlombaan senam kesegaran jasmani antarkelas. Rancanglah kegiatan lain yang dapat membantu Anda mengidentifikasi bakat psikomotorik siswa Anda.

Rangkuman

              Kreativitas sangat bermakna dalam kehidupan, baik bagi siswa yang memiliki bakat kreatif maupun bagi masyarakat luas.
              Kemampuan kreatif (menciptakan imajinasi-imajinasi) sangat diperlukan dalam pemecahan masalah dan akan sangat bermanfaat bagi pengembangan diri siswa yang bersangkutan sampai ia dewasa.
              Indentifikasi dan pengukuran bakat kreatif bermanfaat bagi guru, yaitu untuk merancang kegiatan yang menantang dan menarik bagi siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran. 
               Dalam mengidentiifkasi bidang bakat-bakat khusus, seorang guru dapat menggunakan tes-tes yang sudah baku atau tes yang dibuat sendiri oleh guru, misalnya tes prestasi akademis, tes kreativitas verbal, mengobservasi kemampuan psikomotorik siswa, dan sebagainya.



Tes Formatif 2
Kerjakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!.
1.
 Jelaskan manfaat memahami bakat kreatif siswa bagi seorang guru.
2.
 Setujukah Anda bahwa bakat kreatif ditentukan oleh faktor bawaan? Mengapa.
3.
 Jelaskan subtes apa saja yang terdapat dalam Tes Kreativitas Verbal.



Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada pada bagian akhir unit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan cara memberi skor masing-masing soal dengan  rentangan 0-90. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda 
Rumus:  
    Jumlah skor kelima jawaban
Tingkat penguasaan:  ------------------------------------------- x       100 %
          90
Apabila jawaban yang benar mencapai tingkat 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran pada unit berikutnya. Tetapi, jika masih di bawah 80%, Anda sebaiknya mempelajarinya kembali, terutama bagian yang belum dikuasai.

SUBUNIT 3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bakat & Kreativitas

audara, pada subunit ini Anda akan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat anak usia SD/MI, faktor yang mempengaruhi kreativitas, serta kendala-kendala dalam mengembangkan bakat dan kreativitas. Pada bagian akhir uraian materi, disampaikan rangkuman materi. Pemahaman Anda pada materi akan diukur dengan tes formatif 3. Karena itu, pelajarilah subunit ini dengan baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus
 Bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan pengembangan agar dapat diwujudkan dalam bentuk prestasi. Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Ali & Asrori, 2005).  Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor internal tersebut mencakup: minat, motif berprestasi, keberanian mengambil resiko, ulet dan tekun, serta kegigihan dan daya juang.
Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan tempat seorang anak tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor eksternal meliputi: kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana, dukungan dan dorongan orang tua/keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh.
 Siswa yang memiliki ketekunan, kegigihan, keberanian, motif berprestasi yang tinggi, serta minat pada bidang tertentu akan mampu mengembangkan bakatnya dengan dukungan/dorongan dari lingkungan, melalui kesempatan yang diberikan untuk mengembangkan diri, serta menyediakan sarana dan prasarana (antara lain tempat berlatih dan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat anak) akan mencapai prestasi yang optimal. Pencapaian prestasi akan meningkatkan kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang penting bagi seseorang untuk mengembangkan diri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas
 Kreativitas membutuhkan rangsangan dari lingkungan untuk berkembang secara optimal. Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas. Amabile (Munandar, 1999) mengungkapkan sikap orang tua yang secara langsung mempengaruhi kreativitas anaknya. Beberapa faktor yang menentukan adalah:
1.
 Kebebasan: orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak. Orang tua tidak otoriter, tidak terlalu membatasi kegiatan anak, dan tidak terlalu cemas mengenai anak mereka.
2.
 Respek: orang tua yang menghormati anaknya sebagai individu, percaya akan kemampuan anak mereka, dan menghargai keunikan anak mereka. Sikap orang tua seperti ini akan menumbuhkan kepercayaan diri anak untuk melakukan sesuatu yang orisinal.
3.
 Kedekatan emosi yang sedang: kreativitas akan dapat dihambat dengan suasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau rasa terpisah. Tetapi, keterikatan emosi yang berlebihan juga tidak menunjang pengembangan kreativitas karena anak akan bergantung kepada orang lain dalam menentukan pendapat atau minat. Perasaan disayangi dan diterima tetapi tidak terlalu tergantung kepada orang tua akan menimbulkan keberanian anak untuk menentukan pendapatnya.
4.
 Prestasi bukan angka: orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak, mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya, dan menghasilkan karya-karya yang baik. Tetapi, mereka tidak terlalu menekankan mencapai angka atau nilai tinggi, atau mencapai peringkat tertinggi.
5.
 Orang tua aktif dan mandiri: sikap orang tua terhadap diri sendiri amat penting karena orang tua merupakan model bagi anak. Orang tua anak yang kreatif merasa aman dan yakin tentang diri sendiri, tidak mempedulikan status sosial dan tidak terlalu terpengaruh oleh tuntutan sosial. Mereka juga mempunyai banyak minat di dalam dan di luar rumah.
6.
 Menghargai kreativitas: anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.

 Torrance (Ali & Asrori, 2005) menambahkan bahwa ada lima bentuk interaksi orang tua dengan anak yang dapat mendorong perkembangan kreativitas. Kelimanya ialah: 
1.
 menghormati pertanyaan-pertanyaan yang tidak lazim;
2.
 menghormati gagasan-gagasan imajinatif;
3.
 menunjukkan kepada anak bahwa gagasan yang dikemukakan anak bernilai;
4.
 memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar atas prakarsanya sendiri atau memberikan reward kepada anak setelah ia menyelesaikan suatu pekerjaan; serta
5.
 memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar tanpa suasana penilaian.

 
 Jadi, bagaimana sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya dapat mendorong berkembangnya kreativitas. Interaksi antara orang tua dan anaknya bukanlah interaksi yang didasarkan atas situasi stimulus-respon. Orang tua dan anak adalah subjek yang saling berinteraksi secara seimbang dan saling tukar pengalaman. 

Kendala-kendala dalam mengembangkan bakat & kreativitas
 Kendala terhadap produktivitas kreatif dapat bersifat internal, yaitu berasal dari individu itu sendiri. Dapat pula bersifat eksternal, yaitu terletak pada lingkungan individu, baik lingkungan makro (kebudayaan, masyarakat) maupun lingkungan mikro (keluarga, sekolah, teman sebaya). 
 Kendala internal yaitu keyakinan bahwa lingkunganlah yang menyebabkan dirinya tidak mempunyai kesempatan mengembangkan kreativitasnya. Keyakinan ini akan menghambat orang untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru, karena pada dasarnya mereka masih tergantung pada ada/tidaknya persetujuan dari lingkungan terhadap pendapat/tindakan yang mereka pilih (Shallcross dalam Munandar, 1999).
 Kendala eksternal antara lain yang dikemukakan oleh Rogers (Munandar 1999) yaitu tentang evaluasi. Menurut Rogers, untuk memupuk kreativitas, pendidik tidak memberikan evaluasi, atau setidaknya menunda memberikan evaluasi sewaktu anak sedang berkreasi. Bahkan menduga akan dievaluasi pun dapat mengurangi kreativitas anak. Dari suatu penelitian, disimpulkan bahwa ucapan yang cukup positif terhadap anak yang sedang berkreasi, seperti pujian pun dapat membuat anak kurang kreatif,  jika pujian itu membuat mereka memusatkan perhatian pada harapan akan dinilai. Eksperimen lain menunjukkan bahwa perasaan diamati selagi mengerjakan sesuatu juga dapat mengurangi kreativitas anak.
 Pemberian hadiah adalah salah satu faktor eksternal yang dapat merusak motivasi intrinsik dan mematikan kreativitas. Selain itu, persaingan (kompetisi) juga dapat mematikan kreativitas. Persaingan terjadi apabila anak merasa pekerjaannya akan dibandingkan dengan pekerjaan siswa lain, dan bahwa yang terbaik akan diberi hadiah. Minat dan motivasi intrinsik untuk berkreasi juga akan dirusak dalam lingkungan yang sangat membatasi anak dalam berperilaku (misalnya lingkungan yang terlalu banyak aturan).  
 Pemberian evaluasi dan hadiah sebenarnya tidak selalu merusak motivasi intrinsik untuk berkreasi. Hal ini bergantung pada bagaimana melakukannya. Akan lebih baik jika pendidik menyampaikan sesuatu yang informatif dalam memberikan penilaian, sebagai contoh: ”rupanya kamu mengalami kesulitan dalam menggambar pohon, tetapi pilihan warna yang kamu pilih sungguh cerah.”; daripada hanya mengatakan ”Bagus” atau ”Kurang bagus.” 
 Rencana pemberian hadiah hendaknya disampaikan sesudah anak mencapai suatu prestasi. Kecenderungan orang tua dan pendidik menjanjikan sesuatu yang berlebihan kepada anak sebagai syarat bagi pencapaian prestasi akan menghambat anak untuk berkreasi.
Rangkuman

Aspek
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
Bakat
Internal: 
- minat
- motif berprestasi memadai
- keberanian mengambil resiko 
- ulet dan tekun 
- kegigihan dan daya juang.

Internal: 
- motivasi berprestasi rendah
- takut mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan
- mudah menyerah
- malas


Eksternal: 
- kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
- sarana dan prasarana yang mendukung
- dorongan orang tua/keluarga
- pola asuh.

Eksternal: 
- lingkungan yang tidak memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan bakat
- tidak tersedia sarana dan prasarana  
- orang tua/keluarga cenderung hanya menghargai bakat yang berkaitan dengan kemampuan akademik
- pola asuh  

Kreativitas
Sikap orang tua:
- kebebasan bagi anak untuk berkreasi
- menghormati anaknya sebagai individu
- percaya akan kemampuan anak  
- menjalin kedekatan emosi yang sedang
- orang tua yang aktif dan mandiri
- orang tua yang menghargai kreativitas

Internal: 
- keyakinan/persepsi yang salah bahwa lingkunganlah yang menyebabkan dirinya tidak mempunyai kesempatan mengembangkan kreativitasnya.

Pola interaksi:
interaksi yang seimbang dan saling tukar pengalaman antara orang tua dan anaknya.
Eksternal: 
- evaluasi yang berlebihan terhadap perilaku anak
- pemberian hadiah
- persaingan untuk merasa dinilai
-  lingkungan yang sangat membatasi anak dalam berperilaku 



Tes Formatif 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dalam  tes formatif berikut dengan benar!
1.
 Bagaimana peran Anda sebagai pendidik dalam mengembangkan bakat dan kreativitas siswa SD/MI
2.
 Jelaskan lima bentuk interaksi antara orang tua dan anak yang mendukung kreativitas menurut Torrance!
3.
 Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat perkembangan kreativitas! 


Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan tes formatif 3, cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 pada bagian akhir unit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan cara memberi skor masing-masing soal dengan  rentangan 0-90. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda 
Rumus:  
    Jumlah skor kelima jawaban
Tingkat penguasaan:  ------------------------------------------- x       100 %
          90
Apabila jawaban yang benar mencapai tingkat 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran pada unit berikutnya. Tetapi, jika masih di bawah 80%, Anda sebaiknya mempelajarinya kembali, terutama bagian yang belum dikuasai.

                    Subunit 4  

Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan 
Bakat Dan Kreativitas

 ubunit ini akan membahas konsep kurikulum untuk mengembangkan bakat anak usia SD/MI, modifikasi kurikulum berdiferensiasi, serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan pendidik dalam pembelajaran di bidang bakat khusus dan bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan bakat khusus. Pada bagian akhir subunit ini akan dirangkum semua materi yang sudah di bahas. Sebagai latihan, Anda diminta untuk merancang kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang siswa belajar kreatif. Disampaikan tes formatif 4 untuk mengukur sejauh mana Anda telah memahami materi subunit 4 ini. 
 Pelajarilah secara mendalam materi subunit ini terutama mengenai persyaratan kurikulum dan pembelajaran yang dapat merangsang pengembangan bakat dan kreativitas. Pemahaman yang mendalam akan membantu Anda sebagai pendidik dalam merancang model pembelajaran yang mendukung pengembangkan potensi peserta didik terutama bakat dan kreativitas.  

Konsep dan Pokok-pokok Kurikulum Berdiferensiasi
 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Munandar, 1999). Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, di rumah dan di dalam masyarakat, serta yang membantunya mewujudkan potensi-potensinya. Disadari adanya kenyataan bahwa setiap siswa memiliki minat dan kemampuan yang berbeda-beda. Kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap kenyataan ini (Munandar 1999). Pendidikan berdiferensiasi, yaitu memberikan pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa (Ward dalam Munandar, 1999). Keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan belajar terlalu mudah dan tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat sehingga kemampuan mereka yang unggul tidak akan tampil (Stanley dalam Munandar, 1992).
 Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum berdiferensiasi adalah (Clark dalam Munandar, 1999) sebagai berikut.
1.
 Materi yang dipercepat dan/atau yang lebih maju. 
2.
 Pemahaman yang lebih majemuk dari asas, teori, dan struktur bidang materi.
3.
 Tingkat dan jenis sumber yang digunakan untuk memperoleh informasi lebih tinggi dan beragam.
4.
 Waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk mendalami suatu topik/bidang dapat diperpanjang.
5.
 Menciptakan informasi dan/atau produk baru.
6.
 Memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang lain yang lebih menantang.
7.
 Pengembangan pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
8.
 Kemandirian dalam berpikir dan belajar.

 Sisk (Munandar, 1999) menjelaskan lebih lanjut tentang asas-asas kurikulum berdiferensiasi yang dikembangkan oleh Leadership Training Institute sebagai berikut.
1.
 Menyampaikan materi yang berhubungan dengan isu, tema, atau masalah yang luas.
2.
 Memadukan banyak disiplin dalam bidang studi
3.
 Memberikan pengalaman yang komprehensif, berkaitan, dan saling memperkuat dalam suatu bidang studi
4.
 Memberi kesempatan untuk mendalami topik yang dipilih sendiri dalam suatu bidang studi.
5.
 Mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri atau diarahkan diri sendiri
6.
 Mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, yang produktif, kompleks, dan abstrak.
7.
 Memusatkan pada tugas yang berakhir terbuka (open-endedi).
8.
 Mengembangkan keterampilan dan metode penelitian.
9.
 Memadukan keterampilan dasar dan keterampilan berpikir lebih tinggi dalam kurikulum.
10.
 Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru.
11.
 Mendorong siswa untuk mengembangkan produk yang menggunakan teknik, bahan, dan bentuk batu.
12.
 Mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman diri, misalnya untuk mengenal dan menggunakan kemampuan mereka, serta mengarahkan dan menghargai kesamaan dan perbedaan antara mereka dan orang lain.
13.
 Menilai prestasi siswa dengan menggunakan kriteria yang sesuai dan spesifik melalui baik penilaian diri maupun melalui alat baku.


Modifikasi Kurikulum Berdiferensiasi
 Maker (Munandar, 1999) menekankan modifikasi kurikulum untuk anak berbakat. Modifikasi kurikulum yang dimaksud mencakup materi yang diberikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang diharapkan, lingkungan belajar.
1.
 Modifikasi materi kurikulum: siswa berbakat memiliki kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep yang lebih maju. Guru dapat menyediakan materi yang lebih kompleks. Ada program dalam memodifikasi materi, seperti kelas yang maju lebih cepat, pengelompokkan silang tingkat, belajar mandiri, sistem maju brkelanjutan, dan pemadatan kurikulum.
2.
  Metode proses/metode pembelajaran: guru dapat menggunakan teknik mengajukan pertanyaan tingkat-tingkat, simulasi, membuat kontrak belajar (perjanjian antara guru dan siswa tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa), penggunaan mentor, dan pemecahan masalah. Guru juga dituntut lebih tekun dalam memantau kemajuan siswa secara perorangan.
3.
 Modifikasi produk belajar: memberikan alternatif kepada siswa mengenai produk yang akan dihasilkan dan kesempatan untuk merancang produknya sendiri (misalnya melalui jurnal, menulis untuk koran sekolah, melakukan drama, wawancara, atau kritik untuk menyampaikan pengetahuan yang telah mereka peroleh dalam satuan pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu). Guru memerlukan sarana untuk menyalurkan produk-produk siswa tersebut. Guru dapat mengadakan pekan raya sains, konferensi penemu muda tingkat sekolah, atau pameran-pameran.
4.
 Modifikasi lingkungan belajar: lingkungan yang mendukung berkembangnya bakat dan kreativitas adalah lingkungan yang memungkinkan semua siswa merasa bebas untuk belajar sesuai dengan caranya sendiri. Guru yang mengajar bagaimana menggunakan bahan, sumber, waktu, dan bakat mereka untuk menguasai bidang-bidang minatnya. Lingkungan yang berpusat pada siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Parke dalam Munandar 1999).
                        a.
 Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum.
b.
 Pola duduk yang memudahkan belajar.
c.
 Kegiatan dan kesibukan di dalam kelas.
d.
 Rencana belajar yang diindividualkan berdasarkan kontrak belajar dengan tiap siswa.
e.
 Keputusan dibuat bersama oleh guru dan siswa (misalnya dalam menyusun aturan kelas, menentukan kegiatan belajar, waktu dan kecepatan belajar, dan evaluasi belajar)

Lingkungan yang berpusat pada siswa, memungkinkan siswa menjadi pelajar yang aktif, mandiri dan bertanggung jawab. Semua siswa dimungkinkan untuk memperoleh pembelajaran yang sesuai dengan minat dan tingkat kemampuannya masing-masing.


Pembelajaran Bakat Khusus
 Berdasarkan lima bidang bakat, kita akan bahas tentang pengembangan bakat akademik khusus yang dikaitkan juga dengan bakat kreatif siswa SD/MI melalui kegiatan pembelajaran.

1.
 Pengembangan bakat Sains (IPA)

 Karakteristik siswa berbakat sains antara lain kepekaan terhadap masalah, kemampuan untuk mengembangkan gagasan baru, kemampuan untuk menilai  kemampuan mekanikal tinggi, ketekunan, semangat, kemampuan visual spasial, kemampuan untuk mengkomunikasikan, keuletan, dan pencetus ide (Guilford dalam Munandar, 1999),
 Sisk (Munandar, 1999) mengemukakan hasil identifikasi guru-guru mengenai keterampilan dan kegiatan yang perlu dilakukan siswa berbakat sains: membaca dan menafsirkan tulisan ilmiah untuk memperoleh informasi ilmiah; melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dan hipotesa; menguasai dan menggunakan teknik dan alat ilmiah; menyeleksi data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti; menarik kesimpulan dan prediksi dari data yang diperoleh; mengungkapkan gagasan kuntitatif dan kualitatif; menggunakan dan menerapkan ilmu untuk melakukan perubahan sosial; serta merumuskan hubungan dan gagasan baru dari fakta dan konsep yang diteliti. 

2.
 Pengembangan bakat Matematika

 Karakteristik siswa berbakat dalam bidang matematika  ialah: fleksibilitas dalam mengolah data, kemampuan luar biasa untuk menyusun data, ketangkasan mental, penafsiran yang orisinil, kemampuan luar biasa uantuk mengalihkan gagasan, dan kemampuan luar biasa untuk generalisasi. Greenes menambahkan bahwa siswa berbakat matematika lebih menyukai komunikasi lisan daripada tulisan (Greenes, dalam Munandar, 1999).
 Saran bagi guru dalam merencanakan model pembelajaran bagi siswa yang berbakat matematika dapat mendorong: pertimbangan dan pemikiran mandiri, menggunakan berbagai metode untuk memecahkan masalah yang  sama, siswa melakukan pengecekan, serta memberikan masalah yang menantang dan luar biasa.

3.
 Pengembangan bakat bahasa

 Karakteristik siswa berbakat bahasa ialah: mempunyai ingatan yang luar biasa, belajar membaca sendiri pada usia dini, mempunyai perbendaharaan kata yang luas, dapat memecahkan masalah dengan cara yang majemuk, mempunyai jangkauan perhatian yang luas, mempunyai rasa humor seperti orang dewasa, memberikan pendapatnya diminta atau tidak, bicara terus-menerus, selalu mengajukan pertanyaan, memahami buku, film, dan diskusi pada tingkat tinggi, serta mengaju-kan beberapa pemecahan untuk masalah yang sama.
 Saran pembelajaran untuk mengembangkan bakat ini adalah memadukan kegiatan membaca dan menulis, memberikan bahan membaca yang beragam untuk setiap siswa, membantu siswa untuk menjadi pembaca yang efektif, menentukan kebutuhan pembelajaran dari individu dan kelompok, memberikan kesempatan untuk mendengarkan dan berbicara, mendorong untuk membaca kritis dan membaca kreatif, dan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah.

4.
 Pengembangan bakat IPS

 Karakteristik siswa berbakat dalam IPS ialah: pemahaman konseptual yang lebih maju dari anak seusianya, memiliki gudang pengetahuan yang baru dan sangat spesifik, menyukai tugas yang sulit atau majemuk, menentukan standar tinggi untuk proyek mandiri, dianggap sebagai sumber pengetahuan dan gagasan baru oleh teman, pengelola kelompok, menggunakan humor dalam berelasi, menceritakan atau menulis cerita imajinatif, mempunyai minat luas dan sangat terfokus, cepat menyerap pengetahuan, pembaca yang intensif, ekstensif, dan maju (dua tingkat di atas kelasnya), melihat hubungan yang tidak dilihat orang lain, berfantasi jika sedang bosan, dan memiliki kepekaan sosial (minat yang sungguh-sungguh terhadap orang dan terhadap akibat interaksi sosial, serta menghargai gagasan dan nilai susila orang lain). Karakteristik ini menggambarkan juga jenis bakat sosial yang memiliki karakteristik kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi dengan orang lain. 
 Kurikulum yang meliputi topik-topik yang luas, tema dasar yang dikemukakan oleh Gold (Munandar, 1999): menggunakan sumber alam secara bijak, memahami dan mengakui ketergantungan secara global, mengakui harkat dan martabat manusia, menggunakan kecerdasan untuk memperbaiki kehidupan manusia, menggunakan kesempatan pendidikan secara demokaratis dan cerdas, meningkatkan keefektifan keluarga sebagai lembaga sosial dasar, mengembangkan nilai moral dan spiritual secara efektif, membagi kekuasaan secara bijak dan bertanggung jawab untuk mencapai keadilan, bekerj asama untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan, serta mencapai kestabilan dan perubahan sosial secara stabil. 

 Pembelajaran yang berkaitan dengan jenis bakat khusus di bidang seni dan kinestetik/psikomotorik dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada prinsipnya semakin bervariasi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), akan semakin besar kesempatan bagi setiap siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Sekalipun demikian, sekolah perlu mempertimbangkan anggaran yang diberikan oleh pihak yayasan/pemerintah karena kegiatan ekskul membutuhkan dana tambahan untuk pengadaan sumber daya manusia (SDM) dan kelengkapan prasarana (misalnya peralatan olah raga, instrumen musik, dan sebagainya) yang tak sedikit.  
 Kegiatan ekstrakurikuler  yang dapat mengembangkan bakat seni antara lain:  vocal group/ paduan suara, instrumen musik (pianika, suling, angklung), dan melukis (melatih juga kemampuan motorik halus, terutama untuk kelas 1, 2, atau 3 SD/MI). 
 Menurut Goode (2005), banyak bidang perkembangan dan pembelajaran anak terpengaruh secara positif oleh pelatihan di bidang musik. Ia pun menambahkan bahwa irama musik memacu perkembangan motorik anak. Bermain piano pada usia prasekolah mempengaruhi otak selama masa perkembangan korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan mencipta. Latihan musik juga dapat meningkatkan kemampuan belajar atau kemampuan di bidang matematika.
 Untuk mengembangkan bakat psikomotorik, kegiatan ekskul yang dapat dikembangkan sekolah adalah sebagai berikut.
1.
 Tari tradisional atau modern dance, yang dapat juga mengembangkan bakat seni.
2.
 Bidang olah raga terutama cabang olah raga yang tidak diperoleh di dalam kurikulum dasar (agar dalam menemukan bakatnya, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengalami/mencoba berbagai cabang olah raga), atau kegiatan pengayaan keterampilan motorik (cabang olah raga yang terdapat pada kurikulum dasar).
3.
 Pramuka, yang selain mengembangkan bakat psikomotorik, juga dapat mengembangkan bakat sosial.

 Guru sangat berperan dalam pengembangan bakat dan kreativitas siswa usia SD/MI. Sekolah menjadi sarana pengembangan bakat-kreativitas, terutama untuk siswa yang di lingkungan rumahnya tidak tersedia prasarana yang mendukung pengembangan dirinya. 

Latihan 
Buatlah rancangan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang Anda ampu yang dapat merangsang siswa untuk belajar kreatif 

Rambu Pengerjaan Latihan
Misalnya: Anda mengajar Sains tentang tumbuhan. Anda merancang kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa mengamati dan menemukan jenis-jenis tumbuhan yang ada di halaman sekolah. Misalnya menemukan jenis-jenis bunga, jenis-jenis warna-warna daun, dan sebagainya

Rangkuman
              Unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum berdiferensiasi adalaha: materi yang dipercepat dan/atau yang lebih maju, pemahaman yang lebih majemuk dari asas, teori, dan struktur bidang materi, tingkat dan jenis sumber yang digunakan untuk memperoleh informsai lebih tinggi dan beragam, waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk mendalami suatu topik/bidang dapat diperpanjang, menciptakan informasi dan/atau produk baru, memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang lain yang lebih menantang, pengembangan pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi, kemandirian dalam berpikir dan belajar.
              Modifikasi kurikulum mencakup empat bidang yaitu 1) materi yang diberikan; 2) proses atau metode pembelajaran; 3) produk yang diharapkan; dan 4) modifikasi lingkungan belajar.
               Kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan bakat seni antara lain: ekskul vocal group/paduan suara, instrumen musik (pianika, suling, angklung), lukis (melatih juga kemampuan motorik halus, terutama untuk kelas 1, 2, atau 3 SD/MI. 
               Bakat psikomotorik dapat dikembangkan melalui kegiatan ekskul tari tradisional atau modern dance (ekskul ini dapat juga mengembangkan bakat seni), ekskul di bidang olah raga terutama cabang olah raga yang tidak diperoleh di dalam kurikulum dasar (agar dalam menemukan bakatnya, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengalami/mencoba berbagai cabang olah raga), atau kegiatan pengayaan keterampilan motorik (cabang olah raga yang terdapat pada kurikulum dasar), dan kegiatan pramuka (selain mengembangkan bakat psikomotorik, pramuka juga mengembangkan bakat sosial).


Tes Formatif 4
Kerjakan tes formatif berikut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia decara benar!
1.
 Apa saja manfaat pendidikan berdiferensiasi bagi siswa SD/MI? 
2.
 Jelaskan macam-macam modifikasi kurikulum untuk anak berbakat menurut Maker! 
3.
 Berikan contoh kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan bakat sosial siswa.


Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Setelah mengerjakan tes formatif ini, cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 pada bagian akhir unit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan cara memberi skor masing-masing soal dengan  rentangan 0-90. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda 
Rumus:  
    Jumlah skor kelima jawaban
Tingkat penguasaan:  ------------------------------------------- x       100 %
          90
Apabila jawaban yang benar mencapai tingkat 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran pada unit berikutnya. Tetapi, jika masih di bawah 80%, Anda sebaiknya mempelajarinya kembali, terutama bagian yang belum dikuasai.
 





Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 
1.
 a.  Guru dapat memberikan dorongan dengan menyedikan aktivitas yang   

           bervariasi di luar jam sekolah, misalnya ekskul beragam olah raga, seni, dan 
           kegiatan  ilmiah. 
b.
 Guru juga dapat merancang kegiatan pembelajaran dengan aktivitas-aktivitas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya kreatif tanpa dibatasi dengan aturan-aturan, misalnya pada mata pelajaran keterampilan. 


2.
 Bakat umum merupakan potensi-potensi yang bersifat umum. Misalnya, bakat intelektual umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat khusus, misalnya bakat akademik, bakat kinestetik, bakat seni, atau bakat sosial. 


3.
 Rhodes mengelompokan definisi dari berbagai pakar ke dalam empat kategori, yaitu empat  P (pribadi, pendorong, proses, dan produk). Keempat kategori ini saling berkaitan, pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan/dorongan dari lingkungan (orang tua, guru, dan masyarakat) akan menghasilkan suatu produk keratif. 


4.
 Ada hubungan positif antara kreativitas & kecerdasan. Namun indeks hubungannya rendah. Intelegensi yang dimiliki seseorang tidak menjamin orang tersebut kreatif.Diperlukan dukungan dari lingkungan untuk mengembangkan bakat kreatif berdasarkan kecerdasan yang dimiliki anak. 
5.
 a.  Guru dapat berperan dalam mengembangkan bakat kreatif siswa dalam proses 

           pembelajaran. 
b.
 Sebagai contoh, memberikan kebebasan bagi anak untuk menyelesaikan suatu persoalan pelajaran dengan cara yang khas dari masing-masing siswa.
c.
 Tidak memberikan batasan/aturan tentang cara penyelesaian tugas, karena dapat menghambat siswa dalam berkreasi.


Tes Formatif 2 
1.
 a.  Pemahaman tentang bakat kreatif siswa dapat membantu guru dalam membuat 

           rancangan kegiatan pembelajaran yang menarik sehingga siswa dengan penuh 
           semangat mengikuti proses pembelajaran.
b. Guru dapat membantu siswa mengembangkan bakat kreatif siswa melalui kegiatan pembelajaran yang menarik, bervariasi, dan memberikan kebebasan bagi siswa untuk berkreasi. 

2.
 Tidak setuju, karena kreativitas bukan merupakan faktor bawaan, tetapi suatu potensi yang dapat dilatih dan dikembangkan. 


3.
 Subtes yang terdapat dalam Tes Kreativitas Verbal adalah: permulaan kata,  menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya. 


Tes Formatif 3
1.
 a.  Mengikutsertakan siswa ke dalam berbagai festival di berbagai bidang baik 

           di bidang seni, akademik, maupun bidang olah raga.
b. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan bakat, misalnya peralatan olah raga, berbagai jenis alat musik, kegiatan ekstra kurikuler yang bervariasi.  

2.
 Peran pendidik dalam mengembangkan bakat dan kreativitas siswa SD/MI:
       
 menghormati pertanyaan-pertanyaan yang tidak lazim

 menghormati gagasan-gagasan imajinatif 

 menunjukkan kepada anak bahwa gagasan yang dikemukakan anak bernilai 

 memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar atas prakarsanya sendiri atau memberikan reward kepada anak setelah ia menyelesaikan suatu pekerjaan 

 memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar tanpa suasana penilaian.


3.
 Faktor yang dapat menghambat perkembangan kreativitas berasal dari dalam diri individu, contohnya keyakinan/persepsi yang salah bahwa lingkunganlah yang menyebabkan dirinya tidak mempunyai kesempatan mengembangkan kreativitasnya.  Faktor penghambat dari lingkungan, contohnya evaluasi yang berlebihan terhadap perilaku anak, pemberian hadiah, merasa dinilai, dan lingkungan yang sangat membatasi anak dalam berperilaku.


Tes Formatif 4 
1.
 Memberikan pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa, dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan bakat khususnya.
2.
 Modifikasi materi yang diberikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang diharapkan, dan modifikasi lingkungan belajar.


3.
 Pramuka, melibatkan siswa dalam organisasi-organisasi (misalnya menjadi pengurus kelas), dan memberi tanggung jawab pada siswa untuk memimpin suatu kelompok belajar. 

Daftar Pustaka

Ali, M & Asrori, M 2005. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Fudyartanta, K. 2004. Tes bakat dan Perskalaan Kecerdasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Goode, C. B. 2005. Optimizing Your Child’s Talent. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Munandar, S. C. U. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan; Strategi mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 
Glosarium

Bakat  : kemampuan pada bidang pengetahuan (disebut bakat umum) atau ketrampilan khusus (disebut bakat khusus). 
Bakat kinestetik :  bakat khusus yang berkaitan dengan gerak motorik antara lain sepak bola atau bulu tangkis. 
Bakat kreatif-produktif : bakat khusus dalam hal menciptakan sesuatu yang baru, misalnya menghasilkan program komputer terbaru, arsitektur terbaru, dan sejenisnya.  
Bakat seni :  bakat khusus yang berhubungan dengan bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik yang digemari banyak orang, menciptakan lagu dalam waktu yang singkat, mampu melukis dengan indah dalam waktu yang relatif singkat, dan lainnya. 
Bakat sosial : bakat khusus yang berkaitan dengan relasi sosial antara lain mahir melakukan negosiasi, mahir menawarkan suatu  produk, mampu berkomunikasi dalam organisasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.
Empat P : komponen-komponen pengembangan bakat kreatif, yaitu person (pribadi), press (pendorong), process (proses), dan product (produk). Kategori P ini saling berkaitan, pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan/dorongan dari lingkungan menghasilkan suatu produk keratif.
Kurikulum Berdiferensiasi :  kurikulum yang memberikan pengalaman pendidikan sesuai dengan minat dan kemampuan intelektual siswa. 
Tes kreativitas verbal :  tes untuk mengukur bakat kreatif
Tes prestasi akademis :  tes untuk mengukur kemampuan akademik khusus
Underachiever :  prestasi belajar yang siswa peroleh berada di bawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki



1 komentar: