Animated flag images by 3DFlags.comSEMOGA SEMUA YANG SAYA UPLOAD DI BLOG INI BERGUNA BAGI TEMAN-TEMAN, BLOG INI SEBAGIAN BESAR BERISI TENTANG BAHAN-BAHAN KULIAH SAYA YANG JUGA SAYA GUNAKAN SEBAGAI ARSIP SENDIRI, JADI BANYAK YANG BUKAN TULISAN SAYA SENDIRI... MOHON DIMAKLUMI Animated flag images by 3DFlags.com

Minggu, 16 Oktober 2011

PRAKTIK PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL


A.      Latar Belakang
Riwayat bangsa kita yang dijajah dan dibodohkan adalah merupakan keadaan yang memprihatinkan. Ini merupakan sejarah hitam bangsa ini yang cukup untuk dijadikan pengalaman pahit negeri ini. Namun kepahitan dan keprihatinan ini kadang masih tampak dimata kita, karena di lingkungan sekitar kita masih sering kita jumpai kebuta aksaraan.
Dalam kata lain bahwa buta aksara sejak jaman penjajahan sampai dengan saat ini belum teratasi, padahal keterbelakangan negeri ini yang menyebabkan diantaranya adalah faktor kebodohan dari masyarakat Indonesia. Selain karena sumber daya pendidik yang kurang, hal ini juga dikarenakan ketidaksadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan.
Memang ada dikalangan tertentu masyarakat Indonesia yang berpendidikan tinggi, namun ini bukan memicu semangat untuk bersaing menuntut ilmu malah banyak menjadikan kesenjangan social diantara individu. Alasan kemiskinan sering dijadikan kendala bagi mereka untuk menuntut ilmu. Padahal cita-cita bangsa ini seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 untuk menjadikan bangsanya yang cerdas adalah sangat besar. Langkah yang saat ini  sedang dilaksanakan adalah program pendidikan dasar selama 9 tahun, dimana serendah-rendahnya setiap penduduk harus berpendidikan setingkat SLTP.
Dalam kenyataan yang ada factor kebodohan membawa kita dalam kemiskinan. Oleh sebab itu sebagai mahasiswa S1 PGSD Universitas Terbuka perlu sekali melibatkan diri dalam bidang pendidikan khususnya kegiatan pemberantasan buta aksara. Bertolak dari uraian diatas, maka mahasiswa mulai melakukan pendataan dari lingkungan sekitar tempat mahasiswa berada untuk mengadakan pendataan dan identifikasi warga khususnya Desa Karangwader Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan yang masih terdapat warga buta aksara.
B.     Tujuan
Dalam Program Keaksaraan Fungsional yang penulis laksanakan pada dasarnya untuk :
1.      Mencari keberadaan warga buta aksara yang memerlukan bimbingan.
2.      Mangenalkan dan meningkatkan minat belajar khususnya membaca, menulis, dan berhitung (calistung)
3.      Memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi dilingkungan warga buta aksara melalui kebiasaan membaca, menulis, dan berhitung.
4.      Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan keberaniannya untuk berpartisipasi dilingkungan masyarakat tempat tinggalnya.
C.    Manfaat Kegiatan
Kegiatan Pemberantasan Buta Aksara (PBA) ini sangatlah bermanfaat untuk berbagai kalangan diantaranya adalah :
1.      Masyarakat Warga Belajar (WB)
a.       Dapat terbekali ilmu membaca, menulis dan berhitung yang setidaknya menambah pengetahuan WB.
b.      Meningkatkan taraf hidup WB kelak dikemudan hari.
c.       Memberikan rasa percaya diri untuk melibatkan diri dan berperan dalam kehidupan social WB.
2.      Tutor (Mahasiswa)
a.       Untuk memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pembelajaran Kemasyarakatan.
b.      Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku kuliah.
c.       Menambah wawasan kedepan tentang tanggung jawab seorang pendidik.
d.      Menambah pengalaman untuk kelak dikemudian hari setelah menyelesaikan program S1 PGSD Universitas Terbuka.


PRAKTIK PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL

Pada pembelajaran PBA maha siswa mengambil peran sebagai tutor yang memang harus professional dan mampu melaksanakan aktifitas pembelajaran keaksaraan fungsional. Dengan kiat-kiat yang dimilki, seorang tutor akan dapat menciptakan hasi yang diinginkan. Pertimbangan inilah merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dan direncanakan agar keberhasilan menyambut kita.
Dalam persiapan pelaksanaan pembibingan pertama kali yang perlu diperhatikan adalah mencoba untuk mengikuti keinginan Warga Belajar (WB) agar dapat terjadi kesepakatan antara tutor dan WB seperti misalnya dalam mencari tempat dan waktu yang nyaman. Langkah selanjutnya perlu diusahakan gaya komunikasi yang baik sehingga akan lebih terasa seolah terjadi komunikasi antara teman sejawat tanpa kesan menggurui. Memberikan informasi pengalaman yang dimilki oleh tutor dapat menarik bagi WB khususnya dalam hal keterampilan yang behubungan dengan potensi yang ada. Selain itu dalam bimbingan dianjurkan untuk berpakaian sehari-hari, hal ini akan memberikan kesan yang lebih akrab, sehingga akan membantu pula dalam kegiatan pembimbingan, dan tidak kalah pentingnya sebagai tutor hendaklah mampu mencermati karakteristik dari masing-masing WB yang dibimbing.
A.    Istilah-istilah Penting Dalam Praktik Pembelajaran Fungsional
Beberapa istilah teknis yang harus dipahami yang berkaitan dengan program keaksaraan fungsional, diantaranya adalah :
1.      Warga Belajar (WB) adalah orang yang akan kami bimbing hingga memilki potensi keaksaraan dasar fungsional.
2.      Kelompok Belajar (Pokjar) adalah tempat dimana kami dan para warga belajar melakukan aktifitas pembelajaran keaksaraan fungsional.
3.      Tutor adalah seseorang yang sudah mendapat kewenangan dari sub dinas PLS untuk melakukan bimbingan para warga belajar, untuk melakukan aktivitas pembelajaran dalam hal ini kami berperan sebagai tutor.
4.      Instrukur adalah panggilan untuk tutor mata kuliah Pendidikan Masyarakat.
5.      Kelompok Mahasiswa (Pokma) adalah istilah dimana untuk tempat dimana kami sebagai mahasiswa yang diwajibkan mengikuti praktek Pembelajaran Keaksaraan Fungsional melakukan kegiatan tutorial tatap muka mata kuliah pendidikan masyarakat.
6.      Supervisor adalah petugas Sub Dinas yang sewaktu-waktu dapat datang mensupervisi mahasiswa yang sedang melakukan bimbingan warga belajar di Pokjar.
B.     Ruang Lingkup Praktik Pembalajaran Keaksaraan Fungsional
Dalam praktik pembelajaran keaksaraan fungsional dipusatkan pada ketercapaian standar kompetensi keaksaraan tingkat dasar sedikitnya 3 dari 5 WB yang dibimbing. Untuk itu perlu mengadakan kegiatan praktik dengan baik melalui prosedur dan tahapan yang telah ditentukan. Adapun tahapan tersebut diantaranya adalah :
1.      Praktik mengidentifikasi kemampuan Awal WB dengan :
a.       Mengadakan pengunjungan terhadap calon Warga Belajar (WB)
b.      Mengadakan identifikasi kemampuan awal dan kebutuhan calon WB dengan format observasi (Chek List) daftar isian, dan dengan wawancara guna mendapatkan data tentang kebutuhan dan minat calon WB dengan tabel isian.
2.      Tahap membuat perencanaan pembelajaran keaksaraan fungsional.
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a.       Mengidentifikasi topic berdasarkan minat dan kebutuhan WB.
b.      Membuat tabel waktu.
c.       Pencarian sumber dan bahan.
d.      Membuat kegiatan baca, tulis dan hitung.
e.       Membuat jadwal setiap kegiatan pembelajaran.
f.       Membuat kesimpulan dari semua tahap diatas.
3.      Tahap membimbing WB melalui pendekatan pengalaman berbahasa.
Cara ini akan membantu WB untuk mengetahui sejauh mana pengalaman berbahasa, yaitu dengan :
a.       WB diminta mengucapkan satu kalimat dengan kata-kata sendiri.
b.      Kalimat yang diperoleh kemudian ditulis dan dibaca bersama berkali-kali sampai lancar.
c.       Tulis setiap kata yang diucapkan WB.
d.      Bantu WB mengingat kata-kata dengan permainan .
e.       Bimbing WB untuk praktik memotong huruf dari suku kata maupun memotong kata dari kalimat, sampai paham dan benar.
f.       WB menyalin kalimat dalam buku catatan dan memasukkan kata-kata baru dalam kamus pribadinya.
C.      Praktik Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
Prinsip-prinsip pembelajaran WB dalam hal sebagai berikut:
1.      Prinsip-prinsip Membelajarkan WB Menulis
Ø  Mendorong WB untuk mau mencoba menulis.
Ø  Menggunakan bahan dan peristiwa yang biasa di masyarakat.
Ø  Berilah kesempatan WB untuk berfikir sendiri.
Ø  Jangan terlalu kwatir kalau WB belum dapat menulis dengan sempurna.
Ø  Mendorong WB agar senang menulis dan memiliki kepercayaan diri untuk berlatih menulis.
Ø  Beri semangat agar WB membantu WB lainya.
Ø  Dapat menggunakan bahasa daerah.
2.      Prinsip-prinsip Membelajarkan WB Membaca
Ø  Mencari topik atau informasi sederhana.
Ø  Menuliskan hal di papan tulis.
Ø  Meminta WB agar menyalin di buku.
Ø  Meminta WB agar membaca secara bersamaan dengan melihat tulisan di buku.
Ø  Jangan terlalu risau apabila WB belum dapat membaca.
Ø  Bantu WB untuk merasa senang bahwa WB sudah dapat membaca walaupun belum sempurna.
3. Prinsip-prinsip Membelajarkan WB Berhitung
Ø Tanpa disadari sebenarnya WB sudah memilki kemampuan menghitung yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, namun kemampuan tersebut tidak diikuti dengan kemampuan menuliskannya.
Ø Mengajarkan kemampuan berhitung yang dibutuhkan WB misalnya perbandingan ukuran modern dengan tradisonal.
Ø Menggunakan atau memanfaatkan alat-alat yang berasal dari kehidupan sehari-hari WB.
Ø Mengajarkan keterampilan berhitung bersamaan dengan kegiatan fungsional. Misal no telepon, jarak rumah, dll.
Ø Alat-alat yang digunakan sedapat mungkin yang dapat ditemui WB sendiri seperti lidi, batu. Dll.
Ø Meningkatkan kemampuan berhitung WB dengan cara mengetahui kebutuhan berhitung para WB, melaksanakan survey matematika sesuai kebutuhan belajar WB, mengumpulkan dan menggunakan alat local sebagai alat bantu hitung, dan menerapkan kegunaan berhitung dalam kehidupan sehari-haru WB.
 D.  Penilaian Kemajuan Warga Belajar (WB)
Dalam penilaian WB sebaiknya dilakukan secara periodik (misalnya satu bulan sekali). Langkah-langkah yang perlu ditempuh sebagai persiapan awal adalah :
1.      Tahap Persiapan
Perlu disiapkan tempat, waktu, alat, media dan sumber daya manusia pendukung. Selain itu dipersiapkan pula instrument penilaian sekaligus kunci jawaban atau rambu-rambu jawabannya untuk mengukur kemajuan belajar WB. Dalam hal ini dapat dikembangkan sendiri oleh tutor baik berupa tes, lembar kerja atau lembar pengamatan. Tutor juga harus mempunyai pedoman penskoran atau instrument yang telah dibuatnya. Dan WB berhak tahu atas kemajuan dari hasil kegiatan tersebut.
2.      Tahap Pelaksanaan
Melakukan pencatatan biodata dan informasi setiap WB untuk mengecek identitas, keaktifan hadir dalam bimbingan, keaktifan belajar dan data-data lain yang diperlukan. Kemudian pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan instrument yang telah disiapkan secara santai dan berifat informal dengan memberikan penjelasan pada WB bahwa tes yang dilakukan bukan ujian, namun untuk mengecek kemajuan belajarnya. Namun dalam hal ini WB tetap diberi motivasi untuk bersikap jujur tanpa bersikap curang. Selanjutnya mencocokan hasil kerja WB dan pada akhirnya pembimbing melakukan refleksi atas tingkat kemajuan belajar WB maupun kelompok belajar secara keseluruhan.
3.      Tahap tindak lanjut
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan tindak lanjut dari hasil yang telah didapatkan misalnya :
a.       Jika skor rata-rata dibawah 61, maka perlu mengadakan remedial dengan mengulang kembali pelajaran yang telah lalu..
b.      Jika skor rata-rata berkisar antara 62 samapai dengan 92 maka pelajaran berikutnya dapat dilanjutkan dengan member remedial bagi yang jauh dibawah rata-rata.
c.       Apabila skor berkisar antara 97 sampai 130 maka tutor dapat melanjutkan pelajaran berikutnya.


BAB III
TEMUAN DAN HASIL
A.    Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1.      Tempat Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan
Dalam kegiatan pembelajaran keaksaraan fungsional pada saat ini desa Karangwader Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan adalah daerah yang rawan dijumpai warga buta aksara. Dalam hal ini desa Karangwader juga merupakan daerah tempat tinggal penulis. Untuk itu maka penulis memilih desa Karangwader sebagai lokasi praktik Pembelajaran PBA.
2.      Warga Belajar (WB)
Jumlah warga belajar yang mengikuti bimbingan sebanyak 5 WB dengan mengadakan pendataan dan identifikasi calon WB melalui formulir yang telah dibuat oleh tutor kemudian dilakukan penilaian kemampuan awal, kebutuhan, serta minat WB. Format terlampir pada lampiran.
3.      Tahap Identifikasi
Dilakukan pada waktu sasaran calon WB santai dengan situasi yang penulis anggap cukup dapat membuat calon WB tidak merasa terganggu dan ada perasaan malu, yaitu sore hari dengan masuk dari pintu kepintu dengan memberi penjelasan yang cukup memotivasi calon WB untuk memberi kesanggupan dengan terkesan seakan-akan untuk kebutuhan bersama.
4.      Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan merupakan kesepakatan antara WB dan tutor dengan memilih waktu dan tempat yang paling tepat. Dalam hal ini penulis memilih rumah penulis sendiri dengan waktu yang telah disepakati yaitu hari senin. rabu dan jumat pukul 15.00 sampai 17.00 atau seminggu 3 kali pertemuan. Kelompok belajar pada kegiatan PBA ini diberikan nama kelompok belajar yaitu “ PERMATA “ dengan topik pembelajaran yaitu membaca, menulis, dan menghitung. Sebagai tutor dalah mahasiswa sendiri dengan izin kepala desa setempat melalui program yang ditugaskan oleh Universitas Terbuka Program S1 PGSD. Adapun jadwal yang telah disepakati sebagai berikut :


Tgl Pertemuan /Waktu
Materi
Strategi Belajar
Kegiatan Pembelajaran
Bahan dan Media Belajar
5 Oktober 2009
15.00-1700

Diskusi tematik untuk kemampuan menulis
Menulis huruf abjad-konsonan
Alfabet
Buku tulis
Pensil
Penggaris
Penghapus

7 Oktober 2009
15.00-17.00

Diskusi tematik untuk kemampuan membaca
Membaca huruf abjad
9 Oktober 2009
15.00-17.00 

Diskusi tematik latihan
Latihan membuat bunga dari kertas minyak

12 Oktober 2009
15.00-17.00

Diskusi tematik belajar berhitung
Menulis angka 1 sampai 20
Alfabet
14 Oktober 2009
15.00-17.00

Diskusi tematik menulis
Menulis 2 atau 3 suku kata, identitas diri

16 Oktober 2009
15.00-17.00

Dikusi tematik membaca
Membaca dua suku kata atau lebih

19 Oktober 2009
15.00-17.00
Resep membuat sayur asam
Membaca judul, bahan, dan cara
Menulis, membaca
Tutor plus
21 Oktober 2009
15.00-17.00
Menulis atau menghitung
Menulis dan menghitung resep
Menulis atau menyalin
Tutor

23 Oktober 2009
15.00-17.00
Praktek



26 Oktober 2009
15.00-17.00
Evaluasi hasil
Membahas hasil
Kesimpulan hasil
tutor


B.     Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan
1.      Materi dan Bahan
Dalam penyajian materi dan bahan, tutor mempersiapkan semua keperluan pelaksanaan PBA yang berhubungan dengan sumber daya alam yang ada dilingkungan WB.
2.      Kegiatan Belajar
Kegiatan belajar yang dilaksanakan adalah dengan menulis, membaca, dan berhitung seta berdiskusi tentang hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan sekitar WB. Materi yang lain adalah menulis berbagai resep, cara dan menghitung bahan yang diperlukan dalam rencana praktik. Membuat kerajinan yang diberikan oleh tutor dengan bahan yang ada disekitar WB. Selain itu menceritakan gambar sesuai dengan bahasa WB sendiri dengan mengamati gambar yang telah disediakan oleh tutor.
Pada kegiatan belajar yang berlangsung selama ini peserta WB sangat aktif dan antusias, hal ini didorong karena besarnya minat baca tulis dan berhitungnya.
a.       Membaca
Peserta WB mengenal dan mengucap huruf atau kata yang digunakan sehari-hari. Pertama-tama mereka membuat atau mengucapkan sebuah kalimat yang ia tahu dalam bahasanya, walaupun ia belum mengerti huruf yang menyusun kalimat itu.
b.      Menulis
Pada tahap menulis ini tutor menuliskan kalimat yang disampaikan oleh peserta WB dan mulai mengerjakannya, sebelumnya WB diingatkan kembali tentang huruf abjad.
c.       Berhitung
Lewat materi yang diberikan banyak diantara mereka yang paham angka dalam bentuk uang satuan rupiah, dari sinilah pengenalan tentang angka akan lebih mudah dipahami, namun belum sepenuhnya dimengerti oleh WB khususnya tentang menghitung angka.
Dalam pembelajaran calistung ini tutor harus pandai dalam memilih dan menentukan metode yang tepat.
3.      Kegiatan Keterampilan
Mengadakan praktik membuat keterampilan yang bahannya disediakan dengan kesepakatan bersama dengan sumber dari buku, majalah, atau surat kabar yang ditemukan tutor atau WB.
Dari semua kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sejak awal sampai selesai seperti yang telah dijadwalkan terlampir pada halaman lampiran dibelakang laporan ini.
C.    Hambatan
1.      membaca
membaca adalah hal yang paling penting dalam pembelajaran, dalam hal ini memang banyak diantara mereka yang kesulitan membaca merangkai huruf menjadi kata dan kata menjadi kalimat.
2.      Menulis
Menulis perlu pemahaman huruf dan keterampilan tangan, selama pembelajaran tutor sangatlah aktif dalam membimbing WB karena pada awal kegiatan WB banyak yang tidak paham huruf dan perlu mengingat kembali, terlebih lagi bagi mereka yang tidak pernah sekolah.
3.      Berhitung
Pada prinsip yang paling mudah dalam berhitung dan membaca angka adalah masing-masing WB pasti mengenal uang. Namun dalam bentuk lain (benda/angka) mereka banyak yang kesuliatan terutama dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
D.    Kegiatan Penilaian
1.      Persiapan Penilaian
Dilakukan oleh tutor dengan waktu, tempat, alat dan media serta penyekoran yang dibuat sendiri oleh tutor.
2.      Pelaksanaan
Pelaksanaan penilaian dilakukan agar tahu sejauh mana tingkat kemajuan WB dan dilakukan setelah satu materi pelajaran berkhir. Dengan format yang telah terlampir dihalaman lampiran.
3.      Tindak Lanjut
Tindak lanjut dilakukan setelah penilaian dan refleksi dilakukan untuk menentukan langkah lanjutan guna keberhasilan proses belajar nantinya.
4.      Pemberian Sukma
Pemberian Sukma dilakukan karena WB telah menyelesaikan belajar dan berhasil menempuh uji soal untuk mendapatkan sukma. Dalam hal ini sukma cukup dibuat oleh mahasiswa sendiri dengan mengetahui kepala desa setempat sebagai orang yang member izin untuk terlaksananya kegiatan ini.
Setelah selesainya kegiatan pembelajaran di Desa Karangwader ini, sejumlah 5 WB telah berhasil menyelesaikan dan berhak mendapatkan sukma 1.


A.    KESIMPULAN
Dari apa yang telah penulis susun pada pembuatan makalah ini, maka dapat penulis ambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah :
1.      Pengalaman yang ada di lapangan menunjukan bahwa kegiatan menulis perlu didahulukan, karena melalui kegiatan belajar menulis WB secara langsung melakukan belajar membaca juga.
2.      Keberhasilan adalah cita-cita dari suatu rencana, sedangkan rencana membutuhkan kiat-kiat yang dapat mengarahkan kita dalam memudahkan pekerjaan.
3.      Dalam pelaksanaan praktik PBA, tahap penyadaran warga belajar adalah tahap yang paling penting. Dalam hal ini perlu diadakan adanya pendekatan secara emosional.
4.      Dalam teknik pelaksanaan program rencana yan harus dilakukan meliputi tahap persiapan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatn yang ditulis dalam bentuk laporan.
B.     SARAN
1.      Agar pencarian WB dapat berjalan dengan baik, perlu mengadakan pendekatan secara individu pada masyarakat target pencarian WB.
2.      Untuk menguasai langkah praktik PBA perlu mempelajari modul VI tentang Praktik Pembelajaran Keaksaran Fungsional, hal ini menunjang untuk keberhasilan dalam praktik PBA.
3.      Agar berjalan dengan baik mahasiswa sebagai tutor hendaklah menggunakan kiat-kiat yang dapat membantu keberhasilan dalam praktik PBA.
4.      Tutor dalam pelaksanaan praktik PBA hendaklah menengok potensi sumber daya yang ada di lingkungan sekitar WB, hal ini akan mendorong semangat WB dalam melaksanakan program bimbingan.





1 komentar: