A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN DAN MEDIA
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang kondusif, sehingga proses belajar dapat tumbuh dan berkembang. Ada beberapa istilah yang mirip yaitu, Pengajaran, Proses belajar Mengajar, dan Pembelajaran. Dari ketiga istilah ini banyak orang yang menganggap sama artinya, yaitu proses dimana seorang guru memberikan ilmunya didepan kelas kepada para siswa. Tetapi, sebenarnya terdapat perbedaan. Peter Drost dan Winarno Surakhmad, pakar pendidikan di lembaga pendidikan di Indonesia, mengidentifikasi permasalahan dalam pendidikan di Indonesia adalah ketidakmampuan banyak orang untuk membedakan, antara pendidikan atau proses pembelajaran dengan pengajaran.
Pembelajaran atau proses pembelajaran merupakan proses informal, sehingga tidak ada pendidikan formal. Yang bersifat formal adalah pengajaran, yakni proses transfer pengetahuan atau usaha mengembangkan dan mengeluarkan potensi intelektualitas dari dalam diri manusia. Budi pekerti dan pembentukan karakter yang memilki sifat-sifat seperti integritas, kerendahan hati, tenggang rasa, menahan diri kesetiaan, keadilan, kesabaran, dan sebagainya, tidak dapat dilakukan melalui pengajaran.
Pengajaran menyangkut soal teori, sementara pendidikan sepenuhnya mengenai potensi. Pengajaran (belajar tentang atau mengetahui), dan pembelajaran (belajar menjadi), perlu diperkaya dengan pelatihan (belajar melakukan). Proses pembelajaran merupakan proses pembentukan karakter dengan sifat-sifat tersebut, dan melalui proses belajar mengajar (pengajaran). Peran proses pelatihan adalah membawa karakter didalam keluar (inside out), diekspresikan menjadi apa yang disebut Covey sebagai kepribadian. Dengan demikian, pada satu sisi kita mengetahui ( melalui pengajaran), bahwa karakter bukan kepribadian itu sendiri. Sementara pada sisi lain, menempatkan karakter sebagai fondasi dari kepribadian kita.
Dal kata “pembelajaran” lebih menekankan kepada satu proses pengajaran yang melibatkan siswa aktif melakukan kegitan belajar. Semua titik-titik sentral didalam kelas dan di luar kelas, serta semua yang ada menjadi media pembelajaran. Pada pembelajaran terdapat proses pengajaran (bagi guru) dan belajar (bagi siswa), interaksi keduanya lebih luas berbanding pada pengajaran dan proses belajar mengajar. Dengan demikian, pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa. Andrias Horefa (2000 : 47-48)
1.1 Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang, cara berfikir dan cara bersikap seorang guru dalam menyelesaikan persoalan pembelajaran yang dihadapi. Tiap guru berbeda pendekatan dalam menerapkan pembelajaran yang digunakannya, walaupun bahan ajar sama. Perbedaan ini menyebabkan setrategi pembelajaran yang berbeda, seperti ada yang disebut teacher centre strategies ( pengajaran berpusat pada guru), student centre strategies ( pengajaran berpusat pada siswa) dan material centre strategies (pengajaran berpusat pada materi bahan ajar). Ketiganya adalah baik tergantung keadaan. Bagaimanapun kurikulum menuntut aktivitas siswa yang lebih dominant daripada guru. Sehingga diharapkan struktur kognitif, metakognitif, sikap, kesadaran, akan terbangun oleh siswa itu sendiri.
Berdasarkan pengolahan pesan materi yang disampaikan kepada siswa, ada dua jenis strategi pembelajaran, yaitu :
1) Strategi pembelajaran ekspositori, yaitu guru mengolah semua materi yang tuntas, sistematis, dan urut kepada siswa di depan kelas, sehingga siswa tinggal menerima saja.
2) Strategi pembelajaran heuristik atau kuriostik, siswa yang mengolah sendiri materi dengan pengarahan dari guru. Biasanya guru menyampaikan materi tidak sesuai urutan, tidak tuntas, dan tidak sistematis.
1.2 Pembelajaran Terpadu
a. Hakekat Pembelajaran
Pembelajarn terpadu sebagai suatu konsep, dapat mengerti secara umum sebagai pendekatan mengajar yang melibatkan konsep-konsep di berbagai bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dalam pembelajaran terpadu konsep yang mereka pelajari maupun konsep-konsep yang didapatkannya melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep yang telah diketahui.
Pembelajaran terpadu dapat menyangkut keterpaduan antara bidang studi atau keterpaduan dalam metode pembelajaran. Keterpaduan antara bidang studi dimaksudkan, pada waktu yang sama melibatkan berbagai subjek area atau disiplin ilmu, sehingga sering disebut sebagai Interdisiplinary Programme, kegiatan lintas kurikulum atau pengajaran lintas bidang studi.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Terpadu
Dalam arti luas pembelajaran terpadu meliputi pembelajaran dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar beberapa bidang studi serta terpadu dalam dan lintas siswa. Pada dasarnya pembelajaran terpadu menggunakan inquiry, sehingga siswa terlatih untuk merencanakan sesuatu dan menemukan sendiri prinsip dan konsep atau konsep dengan menggunakan berbagai macam sumber. Keterpaduan pembelajaran tidak hanya dalam hal content (isi) melainkan meliputi keterpaduan dalam hal skills atau keterampilan proses dan terpadu antara kurikulum sekolah dengan kebutuhan siswa. Guru diperlukan memiliki wawasan yang luas tentang sains dan nilai agama, kemanusiaan, social, budaya, seni, dan etika.
Pembelajaran terpadu memilki karakteristik dan cir-ciri sebagai berikut :
• Proses pembelajaran terpadu berpusat pada anak
• Memberikan pengalaman langsung pada anak
• Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas
• Dapat menyajikan konsep dari beberapa bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
• Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
Dalam arti sempit pembelajaran terpadu adalah keterpaduan antar bidang studi. Menurut Wahidin (2006 : 82-85) Adapun spesifiknya adalah :
Sequenced, merupakan tipe pembelajaran terpadu antar bidang studi yang paling sederhana. Dua bidang studi yang memiliki persamaan materi yang diajarkan dalam waktu yang bersamaan, sehingga antar kedua bidang studi tersebut nampak ada kaitannya
Shared, keterpaduan tipe ini merupakan binokuler. Beberapa orang guru bidang studi yang mengajarkan konsep atau melatih keterampilan yang sama berbagai ide untuk membahas materi tersebut.
Webbed, keterpaduan terwujud dalam bentuk pendekatan tematik berfokus pada tema tertentu dikembangkan pengajaran yang menyangkut berbagai konsep dan beberapa disiplin ilmu.
Threaded, keterpaduan terwujud dalam bentuk pendekatan materi kurikulum, yaitu bertolak dari gagasan yang merupakan benang merah dikembangkannya pengajaran yang melibatkan macam keterampilan berfikir.
Integrated, keterpaduan bertolak dari isi pengajaran masing-masing mata pelajaran kemudian dicari persamaan konsep, keterampilan, dan sikap yang ingin dikembangkan.
Immersed, model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek.
2. Fungsi dan Pemilihan Media
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium,” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar . Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur pesan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media sangat penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media-media yang mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau hal tertentu. Keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mudah memahami daripada tanpa bantuan media.
2.1 Media Sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat bantu mempunyai fungsi memudahkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses pembelajaran denagn media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
2.2 Media Sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Udin Saripudin dan Winata Putra (199;65) mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media masa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Media pendidikan ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik.
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga sumber belajar tidak sembarangan, tetapi harus di sesuaikan dengan perumusan tujuan intruksional dengan disertai kompetensi guru itu sendiri.
2.3 Pemilihan Media
Pemilihan media yang terbaik untuk tujuan intruksional bukan pekerjaan mudah, karena setiap media pengajaran dan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan media yang sesuai dalam pembelajaran sangat diharapkan, dimaksudkan jangan sampai ada kesalahan dalam memilih media menjadi penghalang dalam pembelajaran. Ibrahim dan Nana (1991:153)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat.
1) Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran
2) Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri
3) Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media
4) Keluwesan dalam penggunaannya
5) Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada
6) Kertersediaannya, dan
7) Biaya
B. MACAM-MACAM MEDIA AUDIO-VISUAl
1. Media Audio
a. Radio
Merupakan alat elektronik yang kegunaannya untuk mendengarkan berita secara actual. Mengetahui informasi serta peristiwa-peristiwa penting dan baru.
b. Alat Perekam Pita Magnetik
Alat digunakan untuk merekam suara. Dalam proses pembelajaran, alat ini lebih efisien karena dapat diputar berulang-ulang sesuai keinginan. Pesan dan isi pelajaran yang telah direkam dimaksudkan untuk merangsang perasaan, perhatian dan kemauan sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar. Alat ini memiliki kelemahan dan kelebihan yaitu :
Kelebihan Kelemahan
a) Mempunyai fungsi ganda yang efektif
b) Dapat diputar berulang-ulang
c) Rekaman dapat dihapus a). daya jangkau terbatas
b). dari segi biaya, pengadaannya bila untuk banyak lebih mahal
2. Media Visual Sederhana
a. Diagram
Diagram merupakan susunan garis-garis yang saling berhubungan, berfungsi untuk memperjelas hubungan yang ada antar komponen yang terkait atau sifat-sifat prosesyang ada didalamnya.
b. Fotonovela
Fotonovela merupakan bentuk belajar efektifyang menceritakan melalui serangkaian foto yang disusun secara berurutan seperti sebuah buku kecil. Fotonovela sangat cocok untuk menyampaikan pesan yang dapat dilihat secara realistis dengan cara mengesankan. Fotonovela dapat dipakai untuk menunjukan adegan yang terjadi, seandainya ilustrasi tidak tersedia. Arif dan Napitupulu (1985 : 47)
c. Poster
Poster merupakan penggambaran yang ditunjukkan sebagai pemberitahuan, peringatan, yang biasanya berisi gambar, serta bahan belajar yang efektif, menyenangkan dan dapat memotivasi tingkat pemula untuk meningkatkan kemampuan membaca, menyampaikan kesan yang langsung dalam waktu singkat.
d. OHP (Overhead Proyektor)
Media ini alat untuk memproyeksikandengan bahan transparansi. Penggunaan transparansi tidak jauh berbeda dengan papan tulais, yang membedakan transparasi dengan papan tulis membtuhkan waktu yang lama dan harus menggambar lebih dahulu, sehingga jam pelajaran cepat selesai. Media pembelajaran OHP memiliki kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan
a) Dapat menyajikan dalam urutan sistematis
b) Hanya memerlukan peralatan proyeksi yang sederhana
c) Persiapan cepat dan mudah
Kelemahan
a) Susunan urutan mudah kacau
b) Memerlukan keterampilan dan peralatan khusus untuk tekhnik penyajian
3. Media Audio-Visual
Penggunaan media audio-visual dalam kegiatan belajar mengajar melibatkan indra pendengaran dan penglihatan. Menurut arsyad (2005 :30) pengajaran melalui audio vusual adalah produksi dan penggunaan materi yang peyerapannya melalui pendidikan dan pendengar serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahamn kata atau symbol-simbol yang serupa.
a. Televisi
Televisi merupakan media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsure gerak, Televisi juga merupakan alat yang banyak dimiliki oleh setiap keluarga, selain harganya terjangkau, keberadaannya dapat menghibur masyarakat luas. Sedangkan Televisi pendidikan harganya mahal. Televisi mempunyai kelebihan dan kekurangan :
a) Kelebihan
- Hamper setiap mata pelajaran dapat ditelevisikan.
- Dapat meningkatkan pengetahuan dalam hal belajar.
- Merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima dari kehidupan luar sekolah.
b) Kekurangan
- Harga relative murah.
- Sifat komunikasi satu arah.
- Program selalu dikontrol guru.
b. Vidio
Video merupakan suatu alat yang dihubungkan dengan Televisi.cara kerja alat ini yaitu dengan memasukan compact Disk (CD) kedalam video Compact Disk (VCD). CD merupakan benda yang berbentuk lingkaran seperti piringan yang tengahnya berlubang. Video mempunyai kelebihan dan kelemahan
a) Kelebihan
- Memiliki kemampuan yang dipunyai media audio-visual maupun film.
- Dapat merangkum beberapa jenis media dalam satu program.
- Dapat menghadirkan sumber yang sukar dan langkah.
b) Kelemahan
- Tidak berdiri sendiri melainkan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan produk video.
- Memerlukan peralatan compact dan mahal.
- Harus memenuhi persyaratan produksi.
C. MANFAAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA ANAK SD
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media audio-visual dalam proses belajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Menurut Yunus (1942 : 78) dalam bukunya Attarbiyatu Watta‘Liim mengukapkan : (Azhar Arsyad, 2002 : 16) bahwasannya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indra dan lebih dapat menjamin pemahaman….orang yang mendengarkan saja tidak sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya. Selanjutnya Ibrahim (1946 : 342) menjelaskan betapa pentingnya media karena media membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka menetepkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.
Lavie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media khususnya media visual,
Fungsi Atensi,
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan maksud visual yang ditampilkan atau menyerupai texs materi pelajaran.
Fungsi Afektif
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca texs yang bergambar. Gambar atau lambing dapat menggugah emosi dan sikap siswa
Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi Konpensatoris
Fungsi konpensatoris media visual yang memberikan konteks untuk memahami texs membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan texs atau disajikan dengan cara verbal.
Menurut Nana Sudjana (1991) mengemukakan nilai-nilai praktis media pembelajaran adalah :
a) Dengan media meletakkan dasar-dasar nyata untuk berfikir karena itu dapat mengurangi ferbalisme.
b) Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
c) Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
d) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
f) Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan bahasa.
g) Meberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang sempurna.
h) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujaun pengajaran dengan baik.
i) Metode mengajar akan berfariasi, tidak semata-mata komunikasi ferbal melalui penuturan kata-kata guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
j) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan, tetapi aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan.
Nilai-nilai praktis media pembelajaran menurut Sudirman dkk (1991) adalah
a) Meletakan dasar-dasar yang konkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
b) Menampilkan objek yang terlalu besar yang memungkinkan utnuk dibawa kedalam kelas, misalnya pasar, pabrik. Objek-objek tersebut cukup ditampilkan melalui foto, film atau gambar.
c) Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang terlalu lambat, misalnya gerakan mobil, pesawat, dll.
d) Keseragaman pengamatan dan persepsi pada siswa.
e) Membangkitkan motivasi siswa.
f) Dapat mengontrol dan mengatur waktu siswa.
g) Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lignkungan (sumber belajar).
h) Bahan belajar dapat diulang sesuai kebutuhan atau disimpan pada saat lain.
i) Memungkinkan untuk menampilkan objek yang langkah.
j) Menampilkan objek yang sulit diamati oleh mata telanjang.
Penggunaan media berupa Audio-visual, proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.
Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran, terutama untuk anak SD sangat penting, karena pada masa ini siswa masih berfikir konkret belum mampu berfikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan guru menjelaskan sesuatu bahan dapat diwakili oleh peranan media. Sehingga nilai praktek media terlihat yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Nilai atumanfaat penggunaan media audio-visual :
1. menambah kegiatan belajar murid
2. menghemat waktu belajar
3. membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajaran
4. memberikan situasi yang wajar untuk belajar dengan membangkitkan minat, perhatian, aktivitas membaca sendiri dan turut serta dalam bebbagai kegiatan sekolah
Peran guru lebih kearah positif dan produktif.
a. Guru tidak terlalu mengulang- ulang penjelasan dalam pembelajaran
b. Mengurangi uraian verbal
c. Guru tidak lagi sebagai pengajar, tetapi sebagai konsultan, penasehat, manager pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Alipandie, Imanjah. 1984. Didaktik Metodik. Kediri : Usaha Nasional
Anderson, Ronald. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Arif, Zaenudin dan W.P.Napitupulu. 1985. Pedoman Baru Menyusun Bahan Belajar. Jakarta: PT. Grasindo.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Davies, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta : CV. Rajawali
Harefa, Andrias. 2000. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta : Harian Kompas
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S. 1991. Perencanaan Pengajaran. Jakarta :
Rineka Cipta
Rose, Colin dan Malcolm J Nicholl. 1997. Accelerated Learning. Bandung : Nansa
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran . Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Wahidin. 2006. Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : Sangga Buana Bandung.
Yamin, H. martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jambi : Gaung persada Press Jakarta
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin : PT. Asdi Mahasatya.
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang kondusif, sehingga proses belajar dapat tumbuh dan berkembang. Ada beberapa istilah yang mirip yaitu, Pengajaran, Proses belajar Mengajar, dan Pembelajaran. Dari ketiga istilah ini banyak orang yang menganggap sama artinya, yaitu proses dimana seorang guru memberikan ilmunya didepan kelas kepada para siswa. Tetapi, sebenarnya terdapat perbedaan. Peter Drost dan Winarno Surakhmad, pakar pendidikan di lembaga pendidikan di Indonesia, mengidentifikasi permasalahan dalam pendidikan di Indonesia adalah ketidakmampuan banyak orang untuk membedakan, antara pendidikan atau proses pembelajaran dengan pengajaran.
Pembelajaran atau proses pembelajaran merupakan proses informal, sehingga tidak ada pendidikan formal. Yang bersifat formal adalah pengajaran, yakni proses transfer pengetahuan atau usaha mengembangkan dan mengeluarkan potensi intelektualitas dari dalam diri manusia. Budi pekerti dan pembentukan karakter yang memilki sifat-sifat seperti integritas, kerendahan hati, tenggang rasa, menahan diri kesetiaan, keadilan, kesabaran, dan sebagainya, tidak dapat dilakukan melalui pengajaran.
Pengajaran menyangkut soal teori, sementara pendidikan sepenuhnya mengenai potensi. Pengajaran (belajar tentang atau mengetahui), dan pembelajaran (belajar menjadi), perlu diperkaya dengan pelatihan (belajar melakukan). Proses pembelajaran merupakan proses pembentukan karakter dengan sifat-sifat tersebut, dan melalui proses belajar mengajar (pengajaran). Peran proses pelatihan adalah membawa karakter didalam keluar (inside out), diekspresikan menjadi apa yang disebut Covey sebagai kepribadian. Dengan demikian, pada satu sisi kita mengetahui ( melalui pengajaran), bahwa karakter bukan kepribadian itu sendiri. Sementara pada sisi lain, menempatkan karakter sebagai fondasi dari kepribadian kita.
Dal kata “pembelajaran” lebih menekankan kepada satu proses pengajaran yang melibatkan siswa aktif melakukan kegitan belajar. Semua titik-titik sentral didalam kelas dan di luar kelas, serta semua yang ada menjadi media pembelajaran. Pada pembelajaran terdapat proses pengajaran (bagi guru) dan belajar (bagi siswa), interaksi keduanya lebih luas berbanding pada pengajaran dan proses belajar mengajar. Dengan demikian, pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa. Andrias Horefa (2000 : 47-48)
1.1 Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang, cara berfikir dan cara bersikap seorang guru dalam menyelesaikan persoalan pembelajaran yang dihadapi. Tiap guru berbeda pendekatan dalam menerapkan pembelajaran yang digunakannya, walaupun bahan ajar sama. Perbedaan ini menyebabkan setrategi pembelajaran yang berbeda, seperti ada yang disebut teacher centre strategies ( pengajaran berpusat pada guru), student centre strategies ( pengajaran berpusat pada siswa) dan material centre strategies (pengajaran berpusat pada materi bahan ajar). Ketiganya adalah baik tergantung keadaan. Bagaimanapun kurikulum menuntut aktivitas siswa yang lebih dominant daripada guru. Sehingga diharapkan struktur kognitif, metakognitif, sikap, kesadaran, akan terbangun oleh siswa itu sendiri.
Berdasarkan pengolahan pesan materi yang disampaikan kepada siswa, ada dua jenis strategi pembelajaran, yaitu :
1) Strategi pembelajaran ekspositori, yaitu guru mengolah semua materi yang tuntas, sistematis, dan urut kepada siswa di depan kelas, sehingga siswa tinggal menerima saja.
2) Strategi pembelajaran heuristik atau kuriostik, siswa yang mengolah sendiri materi dengan pengarahan dari guru. Biasanya guru menyampaikan materi tidak sesuai urutan, tidak tuntas, dan tidak sistematis.
1.2 Pembelajaran Terpadu
a. Hakekat Pembelajaran
Pembelajarn terpadu sebagai suatu konsep, dapat mengerti secara umum sebagai pendekatan mengajar yang melibatkan konsep-konsep di berbagai bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dalam pembelajaran terpadu konsep yang mereka pelajari maupun konsep-konsep yang didapatkannya melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep yang telah diketahui.
Pembelajaran terpadu dapat menyangkut keterpaduan antara bidang studi atau keterpaduan dalam metode pembelajaran. Keterpaduan antara bidang studi dimaksudkan, pada waktu yang sama melibatkan berbagai subjek area atau disiplin ilmu, sehingga sering disebut sebagai Interdisiplinary Programme, kegiatan lintas kurikulum atau pengajaran lintas bidang studi.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Terpadu
Dalam arti luas pembelajaran terpadu meliputi pembelajaran dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar beberapa bidang studi serta terpadu dalam dan lintas siswa. Pada dasarnya pembelajaran terpadu menggunakan inquiry, sehingga siswa terlatih untuk merencanakan sesuatu dan menemukan sendiri prinsip dan konsep atau konsep dengan menggunakan berbagai macam sumber. Keterpaduan pembelajaran tidak hanya dalam hal content (isi) melainkan meliputi keterpaduan dalam hal skills atau keterampilan proses dan terpadu antara kurikulum sekolah dengan kebutuhan siswa. Guru diperlukan memiliki wawasan yang luas tentang sains dan nilai agama, kemanusiaan, social, budaya, seni, dan etika.
Pembelajaran terpadu memilki karakteristik dan cir-ciri sebagai berikut :
• Proses pembelajaran terpadu berpusat pada anak
• Memberikan pengalaman langsung pada anak
• Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas
• Dapat menyajikan konsep dari beberapa bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
• Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
Dalam arti sempit pembelajaran terpadu adalah keterpaduan antar bidang studi. Menurut Wahidin (2006 : 82-85) Adapun spesifiknya adalah :
Sequenced, merupakan tipe pembelajaran terpadu antar bidang studi yang paling sederhana. Dua bidang studi yang memiliki persamaan materi yang diajarkan dalam waktu yang bersamaan, sehingga antar kedua bidang studi tersebut nampak ada kaitannya
Shared, keterpaduan tipe ini merupakan binokuler. Beberapa orang guru bidang studi yang mengajarkan konsep atau melatih keterampilan yang sama berbagai ide untuk membahas materi tersebut.
Webbed, keterpaduan terwujud dalam bentuk pendekatan tematik berfokus pada tema tertentu dikembangkan pengajaran yang menyangkut berbagai konsep dan beberapa disiplin ilmu.
Threaded, keterpaduan terwujud dalam bentuk pendekatan materi kurikulum, yaitu bertolak dari gagasan yang merupakan benang merah dikembangkannya pengajaran yang melibatkan macam keterampilan berfikir.
Integrated, keterpaduan bertolak dari isi pengajaran masing-masing mata pelajaran kemudian dicari persamaan konsep, keterampilan, dan sikap yang ingin dikembangkan.
Immersed, model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek.
2. Fungsi dan Pemilihan Media
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium,” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar . Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur pesan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media sangat penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media-media yang mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau hal tertentu. Keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mudah memahami daripada tanpa bantuan media.
2.1 Media Sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat bantu mempunyai fungsi memudahkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses pembelajaran denagn media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
2.2 Media Sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Udin Saripudin dan Winata Putra (199;65) mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media masa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Media pendidikan ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik.
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga sumber belajar tidak sembarangan, tetapi harus di sesuaikan dengan perumusan tujuan intruksional dengan disertai kompetensi guru itu sendiri.
2.3 Pemilihan Media
Pemilihan media yang terbaik untuk tujuan intruksional bukan pekerjaan mudah, karena setiap media pengajaran dan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan media yang sesuai dalam pembelajaran sangat diharapkan, dimaksudkan jangan sampai ada kesalahan dalam memilih media menjadi penghalang dalam pembelajaran. Ibrahim dan Nana (1991:153)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat.
1) Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran
2) Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri
3) Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media
4) Keluwesan dalam penggunaannya
5) Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada
6) Kertersediaannya, dan
7) Biaya
B. MACAM-MACAM MEDIA AUDIO-VISUAl
1. Media Audio
a. Radio
Merupakan alat elektronik yang kegunaannya untuk mendengarkan berita secara actual. Mengetahui informasi serta peristiwa-peristiwa penting dan baru.
b. Alat Perekam Pita Magnetik
Alat digunakan untuk merekam suara. Dalam proses pembelajaran, alat ini lebih efisien karena dapat diputar berulang-ulang sesuai keinginan. Pesan dan isi pelajaran yang telah direkam dimaksudkan untuk merangsang perasaan, perhatian dan kemauan sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar. Alat ini memiliki kelemahan dan kelebihan yaitu :
Kelebihan Kelemahan
a) Mempunyai fungsi ganda yang efektif
b) Dapat diputar berulang-ulang
c) Rekaman dapat dihapus a). daya jangkau terbatas
b). dari segi biaya, pengadaannya bila untuk banyak lebih mahal
2. Media Visual Sederhana
a. Diagram
Diagram merupakan susunan garis-garis yang saling berhubungan, berfungsi untuk memperjelas hubungan yang ada antar komponen yang terkait atau sifat-sifat prosesyang ada didalamnya.
b. Fotonovela
Fotonovela merupakan bentuk belajar efektifyang menceritakan melalui serangkaian foto yang disusun secara berurutan seperti sebuah buku kecil. Fotonovela sangat cocok untuk menyampaikan pesan yang dapat dilihat secara realistis dengan cara mengesankan. Fotonovela dapat dipakai untuk menunjukan adegan yang terjadi, seandainya ilustrasi tidak tersedia. Arif dan Napitupulu (1985 : 47)
c. Poster
Poster merupakan penggambaran yang ditunjukkan sebagai pemberitahuan, peringatan, yang biasanya berisi gambar, serta bahan belajar yang efektif, menyenangkan dan dapat memotivasi tingkat pemula untuk meningkatkan kemampuan membaca, menyampaikan kesan yang langsung dalam waktu singkat.
d. OHP (Overhead Proyektor)
Media ini alat untuk memproyeksikandengan bahan transparansi. Penggunaan transparansi tidak jauh berbeda dengan papan tulais, yang membedakan transparasi dengan papan tulis membtuhkan waktu yang lama dan harus menggambar lebih dahulu, sehingga jam pelajaran cepat selesai. Media pembelajaran OHP memiliki kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan
a) Dapat menyajikan dalam urutan sistematis
b) Hanya memerlukan peralatan proyeksi yang sederhana
c) Persiapan cepat dan mudah
Kelemahan
a) Susunan urutan mudah kacau
b) Memerlukan keterampilan dan peralatan khusus untuk tekhnik penyajian
3. Media Audio-Visual
Penggunaan media audio-visual dalam kegiatan belajar mengajar melibatkan indra pendengaran dan penglihatan. Menurut arsyad (2005 :30) pengajaran melalui audio vusual adalah produksi dan penggunaan materi yang peyerapannya melalui pendidikan dan pendengar serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahamn kata atau symbol-simbol yang serupa.
a. Televisi
Televisi merupakan media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsure gerak, Televisi juga merupakan alat yang banyak dimiliki oleh setiap keluarga, selain harganya terjangkau, keberadaannya dapat menghibur masyarakat luas. Sedangkan Televisi pendidikan harganya mahal. Televisi mempunyai kelebihan dan kekurangan :
a) Kelebihan
- Hamper setiap mata pelajaran dapat ditelevisikan.
- Dapat meningkatkan pengetahuan dalam hal belajar.
- Merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima dari kehidupan luar sekolah.
b) Kekurangan
- Harga relative murah.
- Sifat komunikasi satu arah.
- Program selalu dikontrol guru.
b. Vidio
Video merupakan suatu alat yang dihubungkan dengan Televisi.cara kerja alat ini yaitu dengan memasukan compact Disk (CD) kedalam video Compact Disk (VCD). CD merupakan benda yang berbentuk lingkaran seperti piringan yang tengahnya berlubang. Video mempunyai kelebihan dan kelemahan
a) Kelebihan
- Memiliki kemampuan yang dipunyai media audio-visual maupun film.
- Dapat merangkum beberapa jenis media dalam satu program.
- Dapat menghadirkan sumber yang sukar dan langkah.
b) Kelemahan
- Tidak berdiri sendiri melainkan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan produk video.
- Memerlukan peralatan compact dan mahal.
- Harus memenuhi persyaratan produksi.
C. MANFAAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA ANAK SD
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media audio-visual dalam proses belajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Menurut Yunus (1942 : 78) dalam bukunya Attarbiyatu Watta‘Liim mengukapkan : (Azhar Arsyad, 2002 : 16) bahwasannya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indra dan lebih dapat menjamin pemahaman….orang yang mendengarkan saja tidak sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya. Selanjutnya Ibrahim (1946 : 342) menjelaskan betapa pentingnya media karena media membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka menetepkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.
Lavie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media khususnya media visual,
Fungsi Atensi,
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan maksud visual yang ditampilkan atau menyerupai texs materi pelajaran.
Fungsi Afektif
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca texs yang bergambar. Gambar atau lambing dapat menggugah emosi dan sikap siswa
Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi Konpensatoris
Fungsi konpensatoris media visual yang memberikan konteks untuk memahami texs membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan texs atau disajikan dengan cara verbal.
Menurut Nana Sudjana (1991) mengemukakan nilai-nilai praktis media pembelajaran adalah :
a) Dengan media meletakkan dasar-dasar nyata untuk berfikir karena itu dapat mengurangi ferbalisme.
b) Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
c) Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
d) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
f) Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan bahasa.
g) Meberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang sempurna.
h) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujaun pengajaran dengan baik.
i) Metode mengajar akan berfariasi, tidak semata-mata komunikasi ferbal melalui penuturan kata-kata guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
j) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan, tetapi aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan.
Nilai-nilai praktis media pembelajaran menurut Sudirman dkk (1991) adalah
a) Meletakan dasar-dasar yang konkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
b) Menampilkan objek yang terlalu besar yang memungkinkan utnuk dibawa kedalam kelas, misalnya pasar, pabrik. Objek-objek tersebut cukup ditampilkan melalui foto, film atau gambar.
c) Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang terlalu lambat, misalnya gerakan mobil, pesawat, dll.
d) Keseragaman pengamatan dan persepsi pada siswa.
e) Membangkitkan motivasi siswa.
f) Dapat mengontrol dan mengatur waktu siswa.
g) Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lignkungan (sumber belajar).
h) Bahan belajar dapat diulang sesuai kebutuhan atau disimpan pada saat lain.
i) Memungkinkan untuk menampilkan objek yang langkah.
j) Menampilkan objek yang sulit diamati oleh mata telanjang.
Penggunaan media berupa Audio-visual, proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.
Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran, terutama untuk anak SD sangat penting, karena pada masa ini siswa masih berfikir konkret belum mampu berfikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan guru menjelaskan sesuatu bahan dapat diwakili oleh peranan media. Sehingga nilai praktek media terlihat yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Nilai atumanfaat penggunaan media audio-visual :
1. menambah kegiatan belajar murid
2. menghemat waktu belajar
3. membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajaran
4. memberikan situasi yang wajar untuk belajar dengan membangkitkan minat, perhatian, aktivitas membaca sendiri dan turut serta dalam bebbagai kegiatan sekolah
Peran guru lebih kearah positif dan produktif.
a. Guru tidak terlalu mengulang- ulang penjelasan dalam pembelajaran
b. Mengurangi uraian verbal
c. Guru tidak lagi sebagai pengajar, tetapi sebagai konsultan, penasehat, manager pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Alipandie, Imanjah. 1984. Didaktik Metodik. Kediri : Usaha Nasional
Anderson, Ronald. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Arif, Zaenudin dan W.P.Napitupulu. 1985. Pedoman Baru Menyusun Bahan Belajar. Jakarta: PT. Grasindo.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Davies, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta : CV. Rajawali
Harefa, Andrias. 2000. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta : Harian Kompas
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S. 1991. Perencanaan Pengajaran. Jakarta :
Rineka Cipta
Rose, Colin dan Malcolm J Nicholl. 1997. Accelerated Learning. Bandung : Nansa
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran . Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Wahidin. 2006. Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : Sangga Buana Bandung.
Yamin, H. martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jambi : Gaung persada Press Jakarta
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin : PT. Asdi Mahasatya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar