Pendahuluan
Jenis penelitian lain yang juga sering
dilakukan oleh seorang peneliti di bidang pendidikan adalah penelitian
eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, variabel -variabel yang ada termasuk
variabel bebas atau independent variabel dan variabel terikat
(dependent variabel), sudah ditentukan secara tegas oleh para peneliti sejak
awal penelitian.
Variabel bebas biasanya merupakan variabel
yang dimanipulasi secara sistematis. Di bidang pendidikan, yang diidentifikasi
sebagai variabel bebas diantaranya termasuk: metode mengajar, macam-macam
penguatan (reinforcement), frekuensi penguatan, sarana prasarana pendidikan,
lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar, dan sebagainya. Sedangkan variabel terikat yang sering juga disebut
sebagai criterion variabel merupakan variabel yang diukur sebagai
akibat adanya manipulasi pada variabel bebas. Variabel
terikat ini disebut dependent variabel karena memang fungsi mereka
tergantung dari variabel bebas. Yang sering dikelompokkan sebagai
variabel terikat di bidang pendidikan, misalnya hasil belajar siswa,
kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa, dan sebagainya.
Metode penelitian eksperimen merupakan
metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut
dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan
hubungan sebab akibat. Disamping itu, penelitian eksperimen juga merupakan
salah satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relative lebih ketat
jika dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya. Hal ini karena sesuai dengan
maksud para peneliti yang menginginkan adanya kepastian untuk memperoleh
informasi tentang variabel yang mana yang menyebabkan sesuatu terjadi dan
variabel yang memperoleh akibat dari terjadinya perubahan dalam suatu
kondisi eksperimen.
Jadi, dengan kata lain, suatu penelitian
eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect
relationship). Contoh hubungan sebab akibat dibidang pendidikan misalnya,
seorang mahasiswa yang mempunyai nilai matematika tinggi cenderung
berhasil dalam menyelesaikan mata kuliah merencana mesin. Penelitian eksperimen
pada umumnya dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan sesuatu jika dilakukan pada kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka
apa yang akan terjadi?. Disamping itu, penelitian eksperimen dilakukan oleh
peneliti dengan tujuan mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel
terhadap satu atau variabel terikat dapat diidentifikasi.
Konsep metode eksperimen dimulai dengan
pengertian yang sederhana misalnya tentang pertanyaan yang berkaitan dengan
bagaimanakah hubungan satu atau lebih variabel dalam suatu kondisi
tertentu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seorang peneliti pada umumnya
akan mengembangkan satu atau lebih hipotesis yang menyatakan hubungan yang
diharapkan, membuat desain penelitian, mencari dan mengorganisasi data untuk
kemudian menganalisis dan akhirnya memperoleh jawaban hipotesis di atas. Sebagai
contoh misalnya, untuk mendapatkan pengaruh antara dua metode mengajar pada
mata kuliah metodologi penelitian sebagai fungsi besarnya jumlah siswa dalam
kelas (besar dan kecil), dan tingkat intelegensi mahasiswa (tinggi, rata dan
rendah), kemudian pada akhir penelitian diukur hasil pencapaian belajar dengan
tes hasil belajar.
Di bidang pendidikan, penelitian
eksperimen dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu penelitian di dalam
laboratorium dan penelitian di luar laboratorium. Penelitian di laboratorium,
dilaksanakan peneliti di dalam ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu
untuk meningatkan intensitas yang lebih teliti terhadap variabel yang
diteliti. Sedangkan penelitian di luar laboratorium yang juga disebut
penelitian lapangan, biasanya dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan hasil
penelitian yang mendekati dengan lingkungan nyata, misalnya masyarakat.
Dalam penelitian eksperimen lapangan
pada umumnya dapat berupa kegiatan kelas, sekolah, kegiatan praktek di
bengkel, atau pertemuan sekolah lainnya diambil secara alami. Sejalan dengan
subyek yang diteliti adalah anak atau seorang manusia, di bidang pendidikan
dari kedua macam bentuk penelitian eksperimen tersebut penelitian di luar
laboratorium adalah bentuk penelitian eksperimen tersebut penelitian di luar
laboratorium adalah bentuk penelitian yang paling banyak di lakukan, karena
mempunyai beberapa keunggulan seperti:
1.
Variabel
eksperimen dapat lebih kuat di lapangan dibandingkan penelitian di
laboratorium.
2.
Lebih mudah dalam
memberikan perlakuan.
3.
Dapat dilakukan proses
eksperimen dengan setting yang mendekati keadaan sebenarnya.
4.
Hasil eksperimen lebih
actual dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik
Walaupun demikian, eksperimen di
laboratorium juga memililki keunggulan yang utama adalah bahwa penelitian
eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk problem yang berkaitan dengan misi
pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan.
Di bidang pendidikan, ada dua alasan
mengapa penelitian eksperimen cocok dilakukan. Pertama, metode
pengajaran yang lebih tepat di-setting secara alami dan
dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias. Kedua, penelitian
dasar (fundamental research) dengan tujuan menurunkan prinsip-prinsip umum
teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
oleh para penyelenggara sekolah.
PEMBAHASAN
Karakteristik Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen pada umumnya,
menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga karakteristik penting yaitu:
1)
Variabel bebas yang dimanipulasi.
2)
Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.
3) Efek
atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara
langsung oleh peneliti.
Ketiga karakteristik tersebut secara
singkat diuraikan seperti pada subbab berikut ini
Memanipulasi
Karakteristik pertama yang selalu ada
dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang
secara terencana dilakukan oleh si peneliti. Memanipulasi variabel ini tidak
mepunyai arti yang negatif seperti yang terjadi di luar konteks penelitian.
Yang dimaksud dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan
oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam
variabel terikat. Pada penelitian pendidikan dan penelitian tingkah laku,
manipulasi variabel, misalnya peneliti mengambil bentuk sifat dimana peneliti
melaksanakan sesuatu sebagai penentu awal dengan kondisi yang bervariasi pada
subjek yang diteliti. Misalnya dalam suatu proses penelitian laboratorium, dua
kelompok yaitutreatment dan kelompok kontrol diberikan suhu ruangan
yang bertingkat, yaitu dingin sedang dan panas.
Perbedaan kondisi ruang tersebut
direncanakan sebagai penentu awal agar mereka memperoleh hasil yang mungkin
berbeda diantara kedua grup. Perbedaan yang muncul tersebut diperhitungkan
sebagai akibat adanya manipulasi variabel terhadap dua kelompok.
Mengontrol variabel
Karakteristik kedua yang selalu
ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya kontrol yang secara sengaja
dilkukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengenai apa
yang dimaksud kontrol (Gay, 1982) adalah seperti berikut.
Control is an effort on the part of
researcher to remove the influence of any variabel other than the
independent variabel that ought affect perfomance on a dependent variabel
.
Mengontrol merupakan usaha peneliti
untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin
mempengruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel
atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa
melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat
melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel
terikat. Untuk mengatasi hal tersebut maka proses eksperimen harus dipisahkan
dengan variabel luar (ekstraneous variabel s) yang tidak diperlukan tetapi
memiliki potensi yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pengukuran pada variabel
terikat. Dengan dilakukannya pemisahan variabel luar dengan variabel yang
diperlukan tersebut, sehingga peneliti yakin bahwa apabila terjadi perbedaan
pada variabel terikat di antara grup kontrol dan grup treatmen. Atau dengan
kata lain, perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan treatmen yang dilakukan
oleh peneliti pada variabel bebas.
Dalam penelitian eksperimen, seorang
peneliti jarang hanya melakukan pengamatan pada grup kontrol. Mereka biasanya
juga mengamati grup lain yang memperoleh perlakuan khusus, kemudian mereka
melakukan analisis perbedaan antara keduanya-grup eksperimen dan grup kontrol.
Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen,
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif
sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik sama atau mendekati sama. Yang
membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau
perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan treatment seperti
keadaan biasanya.
Melakukan observasi
Karakteristik ketiga dalam suatu
penelitian eksperimen adalah adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh
peneliti selama proses eksperimen berlangsung. Selama proses penelitian
berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok
tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomen
apa yang muncul yang memungknkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.
Tindakan observasi dilakukan peneliti
pada umumnya mempunyai tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang
muncul dalam variabel terikat sebagai akibat dari adanya kontrol dan manipulasi
variabel.
Dalam proses eksperimen yang
biasanya menerima akibat terjadinya perubahan secara sistematis dalam variabel
bebas.
Proses Penelitian Eksperimen
Langkah penelitian eksperimen pada
prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Yang secara eksplisit dapat
dilihat sebagai berikut.
1)
Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.
2)
Mengidentifikasi permasalahan.
3)
Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan
hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel.
4) Membuat
rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan: Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi
proses eksperimen; Menentukan cara untuk mengontrol mereka; Memilih desain
riset yang tepatl; Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan
memilih (assign) sejumlah subjek penelitian; Membagi subjek ke dalam
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; Membuat instrumen yang sesuai,
memvalidasi instrumen dan melakukan pilot study agar
memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang
diperlukan; dan Mengidentifikasi prosedur pengupulan data, dan menentukan
hipotesis.
5)
Melakukan eksperimen
6)
Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen
7)
Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah
ditentukan.
8)
Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan.
Pada kondisi yang sama (Gay, 1982:201)
dalam penelitian eksperimen menekankan perlu adanya langkah-langkah yang
penting seperti berikut
a) Adanya
permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
b)
Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
c)
Pembuatan atau pengembangan instrumen.
d) Pemilihan
desain penelitian.
e)
Eksekusi prosedur.
f)
Melakukan analisis data.
g)
Memformulasikan kesimpulan
Dalam penelitian eksperimen peneliti
diharuskan menyusun variabel-variabel minimal satu hipotesis yang menyatakan
harapan hubungan sebab akibat di antara variabel-variabel yang terjadi.
Desain Penelitian Eksperimen
Secara definisi, desain penelitian
mempunyai dua macam pengertian, yaitu secara luas dan sempit. Secara luas,
desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksaan penelitian. Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua
struktur penelitian yang diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan,
kemudian merencanakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perencanaan
permasalahan, merumuskan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber
informasi dan melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang
digunakan, analisis data dan mengetes hipotesis untuk mendapatkan hasil
penelitian, dan sebagainya. Arti desain penelitian secara luas ini didukung
oleh pendapat dari beberapa ahli (babbie, 1983), (Gay, 1983) dan (Nazir, 1988).
Lebih jauh (Babbie, 1983), tentang desain penelitian yang mengatakan
bahwa research design addresses the planning of scientific inquires.
Seorang peneliti memang perlu
mempertimbangkan sejakl munculnya rasa ketertarikan mereka terhadap masalah
yang muncul dalam suatu objek atau subjek di sekitarny, kemudian diteruskan
pemikiran lebih jauh guna menangkap dan merangkaikan ide dan teori yang
mendasari dari interes peneliti terhadap sesuatu yang ingin diteliti.
Atau dengan kata lain, pemikiran dari yang masih sifatnya abstrak ini dilanjutkan
sampai pada langkah yang lebih nyata atau operasional, di anntaranya yaitu
menghubungkan pada konteks dan permasalahan. Variabel yang terikat dalam
permasalahan, pemilihan metode, tehnik sampling, administrasi data, dan sampai
akhirnya pada pembuatan laporan penelitian.
Desain penelitian secara sempit dapat
diartikan sebagai penggambaran secara jelas tentang hubungan antarvariabel,
pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan adanya desain yang baik
peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang
bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa
yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Desain penelitian yang dibuat secara cermat akan memberikan gambaran yang lebih
jelas pada kaitannya dengan penyusunan hipotesis dengan tindakan yang akan
diambil dalam proses penelitian selanjutnya.
Contoh aplikasi nyata perlunya desain
penelitian (Campbel dan Stanley, 1966), mengenai model desain penelitian yang
jumlahnya 12 model dan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu
praeksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi experiment).
Desain pertama adalah model praeksperimen, bentuk model ini masih
berpendapat bahwa desain tidak perlu karena dengan pemahaman sepintas, parea peneliti
dapat mengetahui tindakan apa yang hendak dilakukan dan implikasi apa yang
perlu untuk mendapatkan data yang diperlukan di lapangan.
9) PRAEKSPERIMEN
Desain 1. Praeksperimen
Keterangan:
Pada desain 1 ini tidak ada grup
kontrol.
Pretes
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
Y1
|
X
|
Y2
|
Desain 2. Perbandingan Grup statis
Keterangan:
Grup
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
Eksperimen
Kontrol
|
X
-
|
Y2
Y2
|
X = ada treatment
- = tidak menerima treatment
Pada desain praeksperimen ini
kebberadaan grup tidak dipilih secara random.
10) EKSPERIMEN
Desain 3. Postes Hanya Grup Kontrol
dengan random Subjek
(Randomized Subjects Posttest Only
Control Group Design)
Grup
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
|
(R)
(R)
|
Eksperimen
Kontrol
|
X
-
|
Y2
Y2
|
Desain 4. Memasangkan Subjek Hanya
Postes Secara Random
(Randomized Matched Subjects Posttest
Only)
Grup
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
|
(Mr)
|
Eksperimen
Kontrol
|
X
-
|
Y2
Y2
|
Desain 5. Subjek Random Desain
Pretes-Postes Grup
(Randomized Subjects, Pretes-Posttest
Control Group Design)
Grup
|
Pretes
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
|
(R)
(R)
|
Eksperimen
Kontrol
|
Y1
Y1
|
X
-
|
Y2
Y2
|
Desain 6. Desain Tiga Grup Salamon (Salamon
Three Group Design)
Grup
|
Pretes
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
|
(R)
(R)
(R)
|
Eksperimen
Kontrol 1
Kontrol 2
|
Y1
Y1
_
|
X
-
X
|
Y2
Y2
Y2
|
Desain 7. Desain Empat Group Salamon (Salamon
Four Group Design)
Grup
|
Pretes
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
|
(R)
(R)
(R)
(R)
|
Eksperimen
Kontrol 1
Kontrol 2
Kontrol 3
|
Y1
Y1
_
-
|
X
-
X
-
|
Y2
Y2
Y2
Y2
|
Desain 8. Faktorial Sederhana (Simple
Factorial Design)
Variabel Atribut
|
Variabel Eksperimen (X1)
|
|
Treatment A
|
Treatment B
|
|
Level 1
Level 2
|
Cell 1
Cell 2
|
Cell 3
Cell 4
|
11) EKSPERIMEN SEMU
Desain 9. Pretes-Postes Grup Kontrol
Tidak Secara Random
(Nonrandomized Control Group
Pretest-Posttest design)
Grup
|
Pretes
|
Variabel Terikat
|
Postes
|
Eksperimen
Kontrol
|
Y1
Y1
|
X
-
|
Y2
Y2
|
Desain 10. Pengaruh Imbangan (Counter
Balanced Design)
Pengulangan
|
Treatment Eksperiment
|
|||
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
|
1
2
3
4
|
Grup A
Grup C
Grup B
Grup D
Rerata kolom 1
|
B
A
D
C
Rerata
kolom 2
|
C
D
A
B
Rerata
kolom 3
|
D
B
C
A
Rerata
kolom 4
|
Desain 11. Satu Grup Time seri (One
Group Time Seri Design)
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
|
Desain 12. Grup Kontrol Time Series (Control
Group Time Series Design)
Grup
|
|
Eksperimen
Kontrol
|
Y1 Y2 Y3 Y4 X
Y5 Y6 Y7 Y8
Y1 Y2 Y3 Y4 -
Y5 Y6 Y7 Y8
|
Untuk memecahkan persoalan eksperimen
yang lebih rumit, seorang peneliti umumnya memerlukan adanya pembahasan tentang
apa yang dimaksud dengan desain factorial. Desain factorial pada prinsipnya
termasuk bagian dari desain penelitian, yang secara pasti diuraikan sebagai
berikut.
Factorial design is one in which
two or more variabel s are manipulated simultaneously in order to study the
independent effect of each variabel on the dependent variabel s as well
as the effects due to interactions among the several variabel s (Ary dkk., 1985).
Desain faktorial merupakan suatu
tindakan terhadap satu variabel atau lebih yang dimanipulasi secara simultan
agar dapat mempelajari pengaruh setiap variabel terhadap variabel terikat atau
pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi antara beberapa variabel. Jika
diperhatikan pada desain 1 dan desain 2, menunjukkan bahwa karena masih
menggunakan konsep variabel tunggal, seorang peneliti pada umumnya masih merasa
mudah dan mengerti apa yang hendak dilakukan dan tindakan apa yang perlu diantisipasi
untuk mengambil data yang diperlukan di lapangan. Konsep variabel tunggal ini
banyak terjadi di penelitian laboratorium, ilmu pengetahuan alam, dan
disebagian penelitian tinngkah laku (pendidikan, sosial dan ekonomi). Tetapi
bila lebih lanjut kita melihat pada desain penelitian eksperimen atau
eksperimen semu, maka kesulitan akan dirasakan, terutama dalam menentukan
tindakan apa yang perlu dilakukan dalam proses selanjutnya.
Dalam penelitian tingkah laku, konsep
variabel tunggal pada umumnya kurang tepat jika diterapkan dalam penelitian
sebenarnya. Hal ini terjadi, karena kebanyakan pengaruh variabel terjadi saling
terkait dengan variabel lainnya. Untuk mengatasi pengaruh variabel yang saling
terkait dan memecahkan permasalahan dalam penelitian eksperimen, desain
faktorial dapat digunakan secara tepat. Dengan desain faktorial, seorang
peneliti dimungkinkan untuk dapat mencermati disamping pengaruh beberapa
variabel bebas terhadap variabel terkait, juga interaksi yang dapat terjadi
dari beberapa variabel terikat maupun variabel bebas dalam suatu proses
penelitian.
Desain faktorial dapat dibedakan menjadi
dua tipe. Tipe pertama, satu dari variabel bebas dimanipulasi secara
eksperimental dengan variabel terikat. Tipe ini pada umumnya dilakukan karena
peneliti tertarik pada pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat
secara terpisah, baru kemudian memperhitungkan variabel lainnya yang mungkin
berpengaruh pada variabel tersebut. Tipe kedua adalah dalam suatu penelitian,
semua variabel bebas dimanipulasi secara eksperimental, karena si peneliti
tertarik terhadap pengaruh beberapa variabel bebas dan mengharapkan dapat
menilai pengaruh variabel tersebut baik secar terpisah maupun secara bersama.
YANG MERUSAKKAN HASIL EKSPERIMEN
Hasil eksperimen dengan subjek manusia
atau tingkah laku mempunyai kemungkinan besar bervariasi, apabila peneliti
tidak bisa memisahkan antara variabel yang diperlukan dari variabel luar di
sekitar proses eksperimen. Padahal secara ideal, suatu eksperimen dikatakan
valid apabila:
1) Hasil
yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi
secara sistematis.
2) Hasil
akhir eksperimen harus dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang
berbeda.
Untuk mencapai hal yang ideal di atas,
ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat menapai hasil yag baik dan
tidak bervariasi. Kedua syarat yang dimaksud adalah perlunya validitas internal
dan validitas eksternal yang terjaga selama proses penelitian eksperimen.
Suatu penelitian dikatakan mempunyai validitas
internal tinggi, apabila kondisi berbeda pada variabel terikat dari
subjek yang diteliti merupakan hasil langsung dari adanya manipulasi variabel
bebas. Misalnya, penelitian pendidikan tentang pengaruh metode mengajar
alternatif dan metode mengajar yang biasa diberikan guru terhadap hasil belajar
siswa. Jika validitas internal tinggi, maka perbedaan hasil belajar di antara
grup eksperimen dan grup kontrol, hanya disebabkan adanya pengaruh dari kedua
variabel metode mengajar. Hal ini dapat dicapai apabila validitas internal
tetap dijaga sehingga perubahan hasil belajar pada siswa hanya disebabkan oleh
adanya perubahan pada variabel bebas.
Validitas internal penelitian eksperimen
dapat terjadi karena adanya delapan faktor penting sebagai sumber variasi,
kedelapan faktor tersebut, yaitu:
1) Faktor
sejarah atau history dari subjek yang diteliti.
2) Proses
kematangan.
3)
Prosedur pretesting.
4)
Instrumen pengukur yang digunakan.
5) Adanya
kecenderungan terjadinya statistik regresi pada individu.
6)
Perbedaan pemilihan subjek.
7)
Perbedaan lainnya disebabkan adanya mortalitas dalam proses eksperimen.
8)
Terjadinya interaksi di antara faktor-faktor di atas, termasuk kematangan,
sejarah, pemilihan, dan sebagainya.
Kedelapan faktor ini perlu dikontrol
agar variabel yanng direncanakan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada
variabel terikat.
Variabel eksternal tinggi merupakan
kondisi dimana hasil penelitian yang dilakukan dapat digeneralisasi dan
digunakan pada kelompok lain di luar setting eksperimen,
ketika keadaan serupa dengan kondisi penelitian eksperimen. Jika hasil
penelitian tidak dapat digeneralisasi pada situasi lain, maka dapat diartikan
bahwa orang lain tidak dapat mengambil keuntungan dari hasil penelitian yang
ada. Akibatnya mereka harus terus-menerus melakukan penelitian sendiri untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Beberapa peneliti menggunakan istilah ecological
vallidity untuk batasan validitas eksternal.
Validitas eksternal pada umumnya dibedakan
menjadi empat macam faktor, yaitu:
1) Adanya
interaksi pengaruh bias pemilihan dan X.
2)
Pengaruh interaksi pretesting.
3)
Pengaruh reaktif proses eksperimen.
4) Adanya
interferensi antarperlakuan selama dalam proses penelitian eksperimen.
Validitas eksperimen yang baik mestinya
mengandung kedua validitas tersebut, secara proporsional, walaupun itu tidak
dapat dicapai secara sempurna.
Jika dari bermacam-macam desain
penelitian tersebut dipadukan dalam suatu tabel, maka akan tampak masing-masing
kelemahan maupun kelebihannya terhadap validitas internal maupun validitas
eksternalnya. Memahami masing-masing desain penelitian terhadap sumber
validitas tersebut penting, terutama ketika peneliti akan menentukan bentuk
desain penelitian eksperimen yang hendak digunakan guna memecahkan permasalahan
yang diinginkan.
Faktor-faktor yang mungkin merusakkan
validitas desain eksperimen, secara ringkas dapat dilihat seperti tabel
berikut:
Tabel 13.1 Faktor Yang Merusakkan
Validitas Eksperimen
Sumber Validitas
|
Desain Penelitian
|
||||||||||
Pra-eksperimen
|
Eksperimen
|
Eksperimen Semu
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
|
Validitas Internal
|
|||||||||||
? Sejarah yang melatari
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
? Proses kematangan
|
-
|
?
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
? Prosedur pretesting
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
? Pengukur Instrumen
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
?
|
+
|
? Statistik Regresi
|
?
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
?
|
+
|
+
|
+
|
? Perbedaan seleksi
|
+
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
? Mortalitas
|
+
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
? Interaksi antara pemilihan
dan pematangan
|
-
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
?
|
+
|
+
|
Validitas Eksternal
|
|||||||||||
? Interaksi pemilihan dan
variabel eksperimen (X)
|
-
|
-
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
-
|
? Interaksi pretesting dengan
variabel
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
?
|
-
|
-
|
|
? Relasi prosedur eksperimen
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
|
? Inteferensi multi teratment
|
-
|
Keterangan :
+ = menunjukkan adanya
kontrol terhadap faktor
-
= menunjukkan tidak adanya kontrol terhadap faktor
? = menunjukkan masih
dipertanyakan kontrol terhadap faktor
= (kosong) menunjukkan bahwa faktor yang
dimaksud tidak relevan.
Nomor 1-12 menunjukkan desain penelitian
eksperimen yang terbagi atas tiga kelompok, yaitu praeksperimen,
eksperimen dan eksperimen semu.
PENUTUP
1.
Penelitian eksperimen
merupakan salah satu metode yang memerlukan persyaratan paling ketat, guna
mencapai tujuan penelitian khususnya untuk menentukan hubungan sebab akibat
atau causal-effect relationship.
2.
Dalam penelitian
eksperimen, variabel-variabel yang diidentifikasi ke dalam dua kelompok
variabel bebas dan variabel terikat sudah dibangun secara tegas
sejak awal penelitian.
3.
Di llihat dari aspek
prosesnya tempat kejadian, penelitian eksperimen dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu penelitian di laboratorium dan penelitian lapangan atau di luar
laboratorium.
4.
Penelitian eksperimen
mempunyai tiga ciri penting yang selalu menyertainya, yaitu adanya
manipulasi secara terencana, kontrol terhadap variabel, dan observasi terhadap
proses eksperimen
5.
Kegiatan mengontrol
variabel mempunyai peranan penting. Karena dengan adanya kontrol variabel
tersebut, peneliti dapat melakukan pengukuran secara cermat terhadap setiap
perubahan penampilan variabel terikat.
6.
Desain penelitian
merupakan penggambaran secara jelas hubungan antar variabel yang dapat
dimanfaatkan dalam menyusun hipotesis penelitian dan tindakan yang perlu
diambil dalam proses eksperimen selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992 . prosedur
penelitian. Jakarta : PT Rineka
Ibrahim, Muslimin dan Muhammad Nur.
2005. Penelitian Eksperimen dalam Pendidikan. Surabaya: UNESA
University Press.
Suherman dkk. 2001. Mampu
menjadi peneliti yang handal. Bandung : Jurusan Pendidikan Matematika UPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar