PENDAHULUAN
I.
LINGKUP BAHASAN
Pada pembahasan ini kita akan membahas
konsep penelitioan eksperimen, perbedaan eksperimen dengan penelitian yang
lain, macam - macam variabel dalam
eksperimen, eksperimen dalam bidang sosial, humaniora dan pendidikan kurikulum,
validitas dalam penelitian eksperimen, faktor –faktor yang berhubungan dengan
validitas internal dan eksternal, desain ekdperimen dan model – model desain,
macam –macam eksperimen : eksperimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah
dan eksperimen subjek tunggal.
II.
TUJUAN
·
Menjelaskan konsep
penelitian eksperimen
·
Menjelaskan disertai
contoh tentang macam – macam variabel dalam penelitian eksperimen
·
Menjelaskan penggunaan penelitian
eksperimen dalam bidang sosial-humaniora khususnya pendidikan, kurikulum, dan
pembelajaran
·
Menjelaskan macam-macam
faktor yang berhubungan dengan validitas internal
·
Menjelaskan macam-macam
faktor yang berhubungan dengan validitas external
·
Merancang penelitian
model eksperimen murni dalam bidang kurikulum atau pembelajaran
·
Merancang penelitian
eksperimen kuasi dalam bidang kurikulum dan pembelajaran
ISI
A. Konsep
Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan
pendekatan kuantitatif yang memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan
sebab akibat. Pendekatan penelitian ini banyak digunakan dalam penelitian
sains, sebab awal pengembangannya adalah dalam bidang tersebut. Penelitian –
penelitioan dalam bidang sains seperti fisika, kimia dan biologi hampir
seluruhnya ditujukan untuk menguji pengaruh hubungan sebab akibat dari suatu
atau beberapa variabel. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang nkhas, yng
diperlihatkan oleh dua hal, pertama, penelitian eksperimen menguji secara
langsung pengarug suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji
hipoteasis hubungan sebab – akibat.
Variabel dalam eksperimen ditujukan
untuk mengetahui hubungan antara dua hal, segi, aspek, komponen atau lebih. Hal
segi aspek atau komponen tersebut disebut variabel atau memiliki kualitas atau
karakteristik yang bervariasi. Sedangkan hal, segi, aspek dan komponen yang
sama atau iodak bervariasi disebut konstan.
·
Variabel kualitatif : variabek yang bervariasi kualitasnya
·
Variabel kuantitatif :.variabel
yang bervariasi jumlah atau tingkatanya
·
Variabel kategorial : variabel yang bervariasi jenisnya
Hubungan
antar variabel bisa berbentuk hubungan korelasional, saling hubungan atau
hubungan sebab – akibat.
·
Hubungan korelasional
menunjukan saling hubungan antara dua variabel atau lebih
·
Hubungan sebab – akibat
menunjukan pengaruhn antara suatu variabel terhadap variabel yang lain
Hubungan
sebab-akibat atau pengaruh dalam eksperimen dirancang dalam suati desain yang
disebut sebagai desai eksperimen. Dalam desain tersebut dibedakan antatara
variabel atau variabel-variabek yabg diberi pengaruh. Variabel yang memberi
pengaruh disebut variabel perlakuan ( treatment
variable
), variabel bebas ( independent variable
) , variabel eksperimen ( eksperimental varible
), variabel intervensi ( intervention
veriable ). Variabel yang diukur sebagai akibat dari variabel yang memberi
pengaruh disebut sebagai variabel terikat ( dependent
variabel ), variabel akibat atau hasil ( out come variabel ), variabel posttes atau variabel triteria ( posttest or triterion variable).
Disamping kedua jenus variabel tersebut juga ada variabel ekstranus dan
variabel penyela. Variabel ekstranus (extraneous
variable )
adalah variabel bebas yang bila tidak dikontrol akan berpengaruh terhadap
varriabel terikat, variabel ini masih bisa dan harus dikontrol. Variabel
penyela ( interveing variabel ) adalah
variabel yang memungkinkan besar pwngaruh pada hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terlkat dan sangat suliut untruk bisa dikontrol.
B. Eksperimen
dibidang ilmu sosial dan humaniora
Dewasa
ini penelitian eksperimental juga banyak digunakan dalam penelitian bidang
sosial dan humaniora, termasuk pendidikan dan kurikulum – pembelajaran. Ciri
utama penelitian eksperimental adalah adanya pengontrolan variabel dan
pemberlakuan terhadap kelompok eksperimen. Untuk menguji pengaruh hubungan
tersebut minimal diambil 2 kelompok sempel yang mewakili satu populasi. Kedua
kelompok diambil secara acak atau memiliki karakteristik yang sama atau
disamakan. Kita ketahui bahwa suatu kelompok umpamanya kelompok siswa, memiliki
sejumlah karakteristik seperti
kecerdasan,
bakat, minat, motifasi, kebiasaaan belajar, kondisi fisik, kesehatan, dst.
Dalam penelitian ini karakteristik-karakteristik dari kelompok-kelompok yang
akan dilibatkan dalam eksperimen harus sama, dicari yang sama atau disamakan.
C. Validitas
internal dan eksternal
Agar
eksperimen memberikan hasil yang meyakinkan semua variabel eksteranus harus
dikontrol. Kalau variabel- variabel tersebut tidak dikontrol, sulit disimpulkan
bahwa variabel akibat atau variabel terikat tersebut disebabkan atau karena
pengaruh variabel bebas.
Campbell
dan standlein mengemukakan ada 12 hal yang perlu dikontrol dalm validitas
internal : - History
: perlakuan dalam bidang sosial dan pendidikandilakukan dalam jangka waktu
tertentu.
-
Maturation :
selama perlakuan diberikan kelompok eksperimen juga mengalami perkembangan ,
pengetahuan bertambah, kematangannya meningkat, sehingga berpengaruh pada hasil
eksperimen.
-
Testing :
eksperimen dilakukan pretes dan post test.
-
Instrumention :
dampak negative dari instrument yang digunakan hanya bersifat pedoman
pengamatan atau wawancara.
-
Statistical
regression : regresi statistic dan kecenderungan subjek yang mendapat skor
rendah dalam tes pertama akan naik pada tes ulangan.
-
Differential selection : dalam pembentukan kelompok eksperimen dan kelompok control sering terjadi pilihan
yang berbeda sehingga kedua kelompok kurang jadi homogen.
-
Eksperimental mortality : pelaksanaan eksperimen terjadi pengurangan jumlah
anggota dari kelompok eksperimental.
-
Selection – maturation interaction : pemilihan kelompok eksperimental tidak dapat
dihindari adanya perbedaan rata-rata tingkat perkembangan kedua kelompok.
-
Eksperimental treatment diffusion : perangkat dan kegiatan pendukungnya mungkin
diketahui dan dipinjam oleh pelaksana kemudian di terapkan pada kelompok
eksperimen.
-
Compensatory revalry the control group : kelompok yang diperbandingkan dengan kelompok eksperimen.
-
Compensatory equalization of treatmens : kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan
fasilitas dan layanan yang baik, maka kelompok pengontrol juga diberi fasilitas
juga layanan yang baik walaupun dalam kegiatan yang biasa perbaikan fasilitas
dan layanan tersebut dapat menurunkan signifikansi perbedaan hasil pemberian
perlakuan.
-
Resentful Demomtralization of the control group :
D.
Validitas populasi
1)
Kesimpulan yang
diperoleh dari eksperimen terhadap sample dapat berlaku bagi populasi.
2)
Perlakuan yang
berbentuk pengajaran, pembimbingan, pengawasan terkait dengan faktor kepribadian para pelaksanaan
perlakuan.
E.
Validitas
ekologis
1)
Peneliti
menjelaskan perlakuan yang diberikan sejelas mungkin.
2)
Dalam pemberian
perlakuan memperlihatkan adanya perbedaan eksperimen kedua lebih baik dari yang
pertama yang ketiga lebih baik dari yang kedua sehingga perlakuan sesungguhnya
tidak bisa digeneralisasikan.
3)
Guru yang
dilibatkan dalam eksperimen pembelajaran umpamanya juga diberi fasilitas
dan juga perhatian khusus.
4)
Dalam
pelaksanaan eksperimen ada beberapa hal yang dirancang dan dikelola secara
khusus rancangan dan pengelolaan khusus ini belum tentu dapat
digeneralisasikan.
5)
Isi dan kegiatan
pretes ada hubungannya dengan perlakuan sehingga dapat mempengaruhi hasil.
6)
Isi dan bentuk
kegiatan perlakuan meningkatkan kesiapan partisipan dalam menghadapi posttes.
7)
Generalisasi
hasil penelitian dipengaruhi oleh bentuk pengukuran dari variabel terikat dalam
posttes. Hasil dari posttes lebih tinggi bila menggunakan bentukk pilihan jamak
dibandingkan dengan menggunakan tes uraian.
8)
Hasil dari
posttes dipengaruhi waktu pelaksanaan posttes. Hasil postes lebih tinggi bila
diberikan segera setelah perlakuan dibandingkan dengan bila diberikan lama
setelah perlakuan.
F. Desain
ekperimen
Desain
eksperimen lama yang banyak digunakan adalah model desain sistematik yang
dikembangkan oleh Egon Bronswich. Dalam model desain ini beberapa perlakuan,
prites dan postes diberikan. Variabel-variabel lainnya ada yang di kontrol dan
ada pula yang tidak dikontrol. Model desain ini dipandang bersifat semu dan
kurang alamiah sehingga kurang memiliki generalisasi.
Model
desain eksperimen yang lebih kuat generalisasinya adalah model representatif
yang dikembangkan oleh richard snow. Model representatif merupakan suatu proses
perencanaan eksperimen yang disusun dengan bertolak dari keadaan lingkungan
yang sesungguhnya dan keadaan partisipan yang alamiah. Desain ini menempatkan
model penelitian kuantitatif paralel dengan kualitatif, berupa studi tentang
perilaku manusia dalam seting alamiah dan penekanan pada kajian enik, kajian
dari pandangan partisipan bukan dari pandangan peneliti.
Desain
ini memiliki beberapa asumsi. Pertama, bahwa karakteristik lingkungan yang
bersifat alamiah adalah kompleks dan saling terkait. Kita tidak dapat
menyerdehanakannya hanya pada satu karakteristik lingkungan dan memandang yang
lain konstan, sebab sesuatu karakteristik itu berubah demikian juga yang
lainnya. Kita perlu mempelajari lingkungan belajar sebagai suatu ekologi
seperti halnya para ahli biologi memandang lingkungan alam.
Kedua,
bahwa manusia adalah pemroses informasi yang aktif, reasi terhadap perlakuan
tidak secara pasif. Dalam mendesain eksperimen hakikat manusia sebagai indifidu
yang belajar secara aktif harus mendapat perhatian serius. Asumsi yang terkait
dengan keyakinan ini, bahwa manusia dalam belajar akan menyesuaikan diri dengan
lingakungannya.
Yang
terakhir, karena organisme manusia bersifat komples maka perlakuan eksperimen
akan mempengaruhi manusia khususnya pembelajar dengan cara yang sangat komples
pula. Suatu metode mengajar dirancang untuk mengembangkan pengetahuan siswa
dalam mata pelajarn tertentu tetapi itu juga akan mempengaruhi sikap siswa dan
pengetahuan mereka dalam mata pelajaran lainnya.
Eksperimen
murni sangat sulit dilakukan dalam pendidikan dan kurikulum pembelajaran.
Desain eksperimen representatif adalah model desain yang dipandang paling cocok
dalam bidang pendidikan dan kurikulum-pembelajaran. Snow memberikan beberapa
saran tentang penyusunan dan pelaksanaan eksperimen representatif.
1. Lakukan
penelitian dalam seting pendidikan yang nyata atau dalam lingkungan yang
memungkinkan untuk dilakukan generalisasi.
2. Masukkanlah
beberapa variasi lingkungan ke dalam desain eksperimen.
3. Amatilah
apa yang secara nyata di lakukan oleh partisipan (siswa) selama eksperimen
berlangsung.
4. Kajilah
konteks sosial dari lingkungan di mana eksperimen akan dilakukan.
5. Siapkan
dengan baik para partisipan yang akan ikut dalam eksperimen.
6. Adakan
pengendalian perlakuan yang memungkinkan para partisipan menggunakan pendekatan
yang biasa mereka lakukan dalam kegiatan mereka (belajar).
Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam pelaksanaan eksperimen.
1. Bias
dalam eksperimen
Adalah harapan peneliti
tentang hasil penelitian yang secara tidak sengaja disampaikan atau ditularkan
kepada partisipan, sehingga mempengaruhi perilaku partisipan.
2. Ketetapan
perlakuan (treatment videlity)
Dalam penelitian ada
peneliti (researcher, investigator),
pelaku eksperimen (eksperimenter),
dan partisipan atau peserta eksperimen (partisipan).
Peneliti adalah perencana, penafsir data, dan juga penanggungjawab seluruh
penelitian. Pelaku eksperimen adalah orang membantu peneliti memberikan perlakuan
kepada partisipan dia adalah pemberi perlakuan dan pengumpul data. Partisipan
adalah orang yang diberi perlakuan atau ikut melakukan kegiatan yang dicobakan.
Ketepatan perlakuan adalah tingkat ketepatan pemberian perlakuan oleh pelaku
eksperimen berdasarkan desain yang dirancang oleh peneliti.
Eksperimen yang baik
adalah memiliki ketepatan yang tinggi. Dalam pelaksanaan eksperimen yang kurang
baik ketepatan ini bisa sangat rendah.
3. Sempel
acak
Dalam eksperimen baik
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol harus merupakan sempel acak (random, sampling,
random treatment). Pengambilan sempel dapat
dilakukan secara acak apabila sempel tersebut homogen atau memiliki
karakteristik yang sama. Sempel homogen diperoleh karena telah diseleksi
berdasarkan pengontrolan variabel.
MACAM-
MACAM RANCANGAN EKSPERIMEN
Rancangan Penelitian Eksperimen
Rancangan yang akan diterapkan dalam penelitian
eksperimen meliputi: pra-eksperimental, eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.
1.
Rancangan Pra-Eksperimental
Rancangan pra-eksperirnental
yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan
pada penelitian. Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan
pra-eksperimental, yaitu:
·
Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)
·
Tes awal – tes akhir kelompok
tunggal (the one group pretest posttest)
·
Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)
·
Pra eksperimental
Desain
Prates-Pascates satu kelompok
Kelompok prates perlakuan pascates
Dalam model desain ini kelompok tidak diambil secara acak atau pasangan,
juga tidak ada kelompok pembanding tetapi diberi tes awal dan tes akhir
disamping perlakuan. Sebelum dilaksanakan pelatihan diadakan tes awal kemudian
diberi pelatihan dalam jangka waktu tertentu, pada akhir masa pelatihan diberi
tes akhir. Hasil kedua tes, dibandingkan perbedaanya menunjukan dampak dari
pelatiahan tersebut karena tidak diadakan pengontrolan variabel, dampak
tersebut masih diragukan, apakah itu betul karena pelatihan atau karena faktor
lain yang tidak diukur seperti pendidikan pengalaman, penguasaan pengetahuan
dan ketrampilan sebelumnya, kecerdasan, motivasi.
2.
Rancangan Eksperimen Murni
Rancangan
eksperimen murni ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
·
Adanya kelompok kontrol.
·
Siswa ditarik secara ramdom dan
ditandai untuk masing-masing kelompok.
·
Sebuah tes awal diberikan untuk
mengetahui perbedaan antar kelompok.
Dua
rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.
·
Rancangan secara acak dengan tes
akhir dan kelompok kontrol (the
randomized posttest only control group design)
·
Rancangan secara acak dengan tes
awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the
randomized pretest-posttest control group design)
·
Empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design)
·
Rancangan secara acak dengan
pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan
kelompok kontrol (the randomized
posttest – only control group design)
·
Rancangan secara acak dengan
pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized pretest – posttest cont rot
group design, using).
Beberapa model eksperiman murni :
Desain kelompok pembanding prates-pasca past beracak
Kelompok prates perlakuan pascates
Ekperiman
dilakaukan terhapad tiga kelompok masing-masing diambil secara acak terhadap
ketiganya diberikan tes awal kemudian kelompok A diberi perlakuan 1, kelompok B
diberi perlakuan 2, kelompok C diberi perlakuan 3, setelah itu diberikan tes
akhir. Perrlakuan 1, 2, dan 3 merupakan perlakuan dalam rumpun yang sejenis
tetapi berbeda-beda umpumanya dalam metode mengajar digunakan metode
pengamatan, percobaan, pemecahan masalah. Hasil dari tes awal dan akhir
masing-masing kelompok diperbandingkan.
3.
Rancangan Eksperimen Kuasi/Semu
(Quasi—Experimental Design)
Rancangan
eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen
kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti.
Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen
semu), yaitu:
·
Rancangan dengan pemasangan subjek
melalui tes akhir dan kelompok kontrol (the
randomized posttest – only control group design, using matched subject).
randomized posttest – only control group design, using matched subject).
·
Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes
awal-tes akhir dan kelompok
kontrol (the randomnized posttest – only control group design, using matched subject),
kontrol (the randomnized posttest – only control group design, using matched subject),
·
Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh
imbangan (a three treatment counter
balanced, using matched subject) .
balanced, using matched subject) .
·
Rancangan rangkaian waktu (a basic time-series design)
·
Rancangan faktorial (factorial design).
Desain kelompok control prates-pascates berpasangan
Kelompok prates perlakuan pascates
Model eksperimen ini sama
dengan desain kelompok control prates-pascates beracak, tetapi pengambilan
kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanya satu karakteristik saja
atau diambil dengan dipasangkan.
4.
Eksperimen subjek – tunggal
Beberapa
variasi dari desain eksperimen subjek – tunggal yaitu : Desain A – B, A adalah
lambang dari data garis dasar (baseline data) sedang B untuk data perlakuan
(treatment data).
Data garis
dasar Data
perlakuan
X X X X X X
Waktu
Dalam garis dasar yang diberi lambang A belum ada
perlakuan tetapi karena ada pengamat sering kali ada perubahan kegiatan.
Kegiatan diamati sampai dalam berada stabil. Setelah stabil baru diberi
perlakuan, pengaruh dari pemberian perlakuan terus diamati samapai kegiatan tersebut
stabil dan diberi lambang B. perbedaan kegiatan, kemampuan , pengetahuan antara
sebelum diberi perlakuan (garis dasar A) dan setelah diberi perlakuan
(perlakuan B) menunjukan pengaruh dari perlakuan.
PENUTUP
Penelitian eksperimental merupakan, penelitian untuk
mengatur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain.
Eksperimen berbeda dengan penelitian lain sebab menggunakan kelompok control
selain kelompok eksperimen. Penelitian eksperimen dapat digunakan dalam bidan
pendidikan dan kurikulum pembelajaran.
Penelitian eksperimental menuntut terjaminnya
validitas internal berkenaan dengan sejarah, kematangan, pengetesan,
instrument, regresi statistik, pemilihan yang selalu berubah, pemilihan kelompok,
kebocoran dalam perlakuan upaya lebih sungguh-sungguh dari kelompok control,
prelakuan yang mendekati sam terhadap kelompok eksperimen dengan kelompok
control, perbedaan tingkat moral pada kedua kelompok dalam eksperimen.
Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi
hasil dari sample terhadap populasi, pengaruh faktoe-faktor kepribadian
peneliti terhadap eksperimen, desain eksperimen yang eksplisit, sailing
pengaruh antar perlakuan, efek Hawthrone (karena tahu diteliti), karena yang
dicobakan adalah hal baru, efek yang mencobakan, efek pretes dan posttes, efek
dari pelaksanaan eksperimen. Efek pengukuran dan efek waktu ada beberapa macam
eksperimen yaitu eksperimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen pra
ekperimental dan eksperiman subjek-tunggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar